REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Bawang merah asal India yang dipasok ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara melalui Malaysia kalah bersaing dengan produk bawang merah lokal asal Sulawesi Selatan.
Handri, agen tunggal bawang asal luar negeri di Nunukan, Kamis mengeatakan, selama 2014 bawang merah asal India itu tidak beredar lagi di pasar-pasar Kabupaten Nunukan, karena kurang diminati konsumen dan kualitasnya ebih rendah dari produk lokal yang didatangkan dari Sulawesi Selatan.
Selain itu, kata dia, harganya hampir sama meskipun lebih murah yakni pada kisaran Rp18.000 per kilogram dalam jumlah banyak sementara bawang merah lokal seharga Rp20.000 per kilogram.
Ia mengatakan, bawang merah India yang selama ini didatangkan melalui Tawau Malaysia kurang diminati masyarakat setempat karena tidak ada aromanya yang menjadi penyedap masakan.
"Bawang merah India yang dibeli melalui penyalur di Tawau tidak masuk lagi ke Nunukan sejak awal 2014 ini, karena kualitasnya relatif rendah ditambah harganya hampir sama," kata Hardi yang ditemui di Pasar Inhutani Nunukan.
Handri, agen penyalur bawang merah dan bawang putih dari luar negeri ini, selama tidak ada bawang merah India hanya fokus mendatangkan bawang merah lokal dari Sulawesi Selatan yang datang setiap pekan melalui Pelabuhan Parepare, Sulawesi Selatan.
Supardi, agen bawang merah lokal di Pasar Inhutani Nunukan mengatakan tidak pernah lagi menemukan bawang merah yang didatangkan dari Malaysia sejak awal 2014.
Ia menyebutkan, bawang merah India masih banyak didatangkan pengusaha setempat dan diperjualbelikan di pasar-pasar di Kabupaten Nunukan karena harga eceran bawang merah lokal cukup tinggi yakni Rp35.000 per kilogram sementara bawang merah India hanya pada kisaran Rp18.000-Rp20.000 per kilogram.
Namun Supardi mengakui, bawang merah India banyak beredar apabila persediaan produk lokal berkurang atau kondisi cuaca di sulawesi selatan yang kurang baik saat petani setempat sedang panen.