REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mensinyalkan bahwa pemerintahan bersama akan mengakui Israel. Pemerintahan baru tersebut merupakan gabungan antara faksi Palestine Liberation Organization (PLO) dan Hamas.
"Pemerintahan baru akan berada di bawah perintah dan kebijakan saya. Saya mengakui Israel dan pemerintahan baru pun akan mengakui Israel. Saya menolak kekerasan dan terorisme," ujar Abbas pada para pemimpin senior PLO di Tepi Barat, Ramallah, Sabtu (26/4).
Perjanjian antara Hamas dan Fatah, partai milik Abbas, adalah membentuk pemerintahan elite baru yang mandiri dalam lima pekan ke depan. Pemerintahan tersebut akan melaksanakan pemilu paling tidak enam bulan setelah dibentuk.
Pandangan Hamas yang menolak mengakui Israel tidak mempengaruhi Abbas. Karena kedua belah pihak sepakat pemerintahan baru tidak akan memasukan anggota Hamas.
Juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, pengakuan Israel oleh Mahmoud Abbas bukan hal yang baru. Tetapi Hamas tidak akan pernah mengakui Israel.