REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa program keluarga berencana (KB) merupakan alternatif terbaik bagi masyarakat Indonesia untuk mengurangi risiko kematian ibu dan kematian bayi.
"Kematian ibu salah satunya bisa disebabkan terlalu rapat usia kehamilannya. Hal itu bisa dicegah dengan mengikuti program KB," kata Kepala BKKBN Fasli Jalal di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan, program KB bisa mengatur jarak kelahiran agar tidak terlalu berdekatan.
Dia menambahkan, ada tiga penyebab utama kematian ibu dan anak yakni pendarahan, tekanan darah tinggi waktu hamil, dan infeksi.
Pendarahan biasanya didapati pada ibu-ibu yang disebut Empat Terlalu (4T), yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat kehamilan, dan terlalu banyak anaknya.
Fasli juga menyatakan pihaknya sangat mendukung kampanye peduli kesehatan ibu sehingga pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dapat terus dikampanyekan.
Sementara itu, Merck Sharp and Dohme (MSD) menyatakan Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak akan menyediakan informasi dan layanan kesehatan yang memadai untuk meningkatkan kesehatan ibu dan keluarganya.
"Keluarga Berencana dan kesehatan perempuan merupakan faktor penentunya," kata President and Managing Director MSD Indonesia, Chris Tan.
MSD juga mendukung pemerintah dalam mencapai akses universal atas kesehatan reproduksi untuk mencapai MDGs.
"Kami menyasar 10.000 pekerja perempuan di beberapa pabrik di Indonesia. Indonesia memiliki berbagai industri dan bisnis di mana mayoritas pekerjanya adalah perempuan," katanya.