Selasa 29 Apr 2014 23:59 WIB

Mitos Warga Eropa Soal Islam dan Muslim

Muslim Prancis
Muslim Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA --  Perkembangan dakwah Islam dan populasi Muslim yang melesat menjadi bahan hangat para politisi dan masyarakat Eropa. Ini terjadi, karena Eropa tidak menyangka bakal menghadapi fenomena imigran Muslim.

"Meningkatnya visibilitas penduduk Muslim, lalu faktor ekonomi dan sosial telah mendorong terjadinya xenofobia. Kasus Breivik di Norwegia merupakan contohnya," ungkap Pakar Studi Uni Eropa, Mustafa Kutlay seperti dilansir Eurasiareview.com, Selasa (29/4).

Mustafa mengungkap kegelisahan Eropa ini sebenarnya sudah terjadi pascaruntuhnya Kekalifahan Ustmani. Ada rencana untuk membersihkan Eropa dari Islam dan Muslim. Pemikiran ini muncul lantaran pakem Eropa merupakan benua berperadaban Kristen.

"Pada akhirnya muncul mitos-mitos guna memperkuat klaim tersebut," kata dia.

Mitos utama, kata dia, hanya ada satu agama di Eropa, yakni Kristen. Bila mengacu pada fakta di lapangan, umat Islam sudah ada di Eropa untuk waktu yang lama. Contohnya, semenajung Iberia, Spanyol. Di Balkan, Islam telah menjadi bagian integral wilayah tersebut selama berabad-abad,

Mustafa mengatakan mitos ini menjadi tantangan nyata Eropa untuk abad ke-21. Eropa perlu memperkuat multikulturalisme. Untuk itu, Eropa harus menjaga perdamaian dan berdialog.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement