REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, batal datang ke Indonesia. Batalnya Abbott diduga kuat karena operasi penertiban pencari suaka yang diyakini berpotensi ‘mencoreng muka’ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
SBY mengundang PM Abbott untuk menghadiri Konferensi Kerja Sama untuk Pemerintahan yang Transparan di Bali pekan depan. Sedianya Abbot berencana untuk hadir. Namun rencana itu akhirnya dibatalkan, karena operasi penertiban yang tengah berlangsung tersebut.
Pemerintah Australia berusaha untuk konsisten dengan kebijakan perbatasan, karenanya tak akan berkomentar lebih jauh mengenai operasi penertiban tersebut. Namun sebuah harian di Australia Barat menyebut, kapal penjaga perbatasan sempat mendapati dan berencana untuk menangkap sebuah kapal di perairan Samudera Hindia, yang terletak di antara pulau Jawa dan gugusan terumbu karang Ashmore.
Sedianya jika lawatan PM Abbott ke Bali berjalan lancar, maka ini akan menandakan adanya perbaikan hubungan diplomatik, yang belakangan ini menegang karena kebijakan pencari suaka, dan terungkapnya skandal penyadapan telepon terhadap Presiden SBY dan sejumlah kerabat dekatnya.
Bulan lalu, seorang pejabat senior Angkatan Laut Australia dipecat dari jabatannya, seorang lainnya akan diberi sangsi serta sejumlah lainnya masih dipertimbangkan hukumannya akibat keterlibatan mereka atas pelanggaran zona perairan Indonesia musim panas tahun lalu. Di saat yang sama, mereka tengah berusaha menegakkan kebijakan ketat terhadap kapal pencari suaka.
Panglima Angkatan Bersenjata Australia, David Hurley, pada bulan Februari mengatakan, serbuan Angkatan Laut Australia ke perairan Indonesia itu telah menyebabkan penurunan hubungan militer di antara kedua negara.