REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Presiden Nigeria Goodluck Jonathan pada Ahad (4/5) meminta bantuan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk mengatasi tantangan keamanan nasional dan berjanji akan membebaskan 223 gadis yang diduga diculik oleh kelompok Boko Haram.
"Kami berjanji akan membebaskan mereka di manapun mereka berada," kata Jonathan dalam penyataan yang disiarkan oleh televisi dan radio.
Selain meminta bantuan Amerika Serikat, Jonathan mengatakan bahwa Nigeria juga mendekati sejumlah negara besar lain seperti Prancis, Inggris, dan Cina dalam persoalan keamanan nasional. Perdana Menteri Cina Le Keqiang dijadwalkan akan menghadiri Forum Ekonomi Dunia pada Rabu di ibu kota Nigeria, Abuba.
"Kami sedang berunding dengan negara-negara yang dapat memberi bantuan. Amerika Serikat adalah yang pertama. Saya sudah berbicara dengan Presiden Obama sebanyak dua kali (mengenai situasi keamanan Nigeria)," kata Jonathan.
"Kami akan mengatasi tantangan keamanan negara ini," tambah dia.
Jonathan mengaku paham jika warga Nigeria mengekspresikan kemarahannya terhadap pemerintah yang dinilai lambat dalam upaya penyelamatan gadis sekolah yang diculik pada 14 April lalu. Dia berjanji penculikan terhadap ratusan anak gadis tersebut tidak akan menjadi 'misteri global' baru sebagaimana terjadi pada pesawat Malaysia yang hingga kini tidak ditemukan.
Jonathan juga menjelaskan bahwa pemerintahnya tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah negara tetangga, seperti Kamerun, Chad, Niger, dan Benin untuk menemukan 223 gadis yang rata-rata berusia 16-18 tahun itu. "Pemerintah saat ini membutuhkan bantuan," kata dia.
Di sisi lain, Jonathan juga membantah rumor bahwa pemerintah saat ini sedang bernegosiasi dengan Boko Haram. "Anda tidak bernegosiasi dengan orang yang belum anda kenal. Kami tidak berunding dengan mereka," kata dia sambil menyebut gerakan Boko Haram sebagai sebuah 'kegilaan'.