Senin 05 May 2014 13:34 WIB

Korban Pencabulan Emon Diduga Lebih dari 100 Anak

Rep: c57/ Red: Bilal Ramadhan
Pencabulan (ilustrasi)
Foto: bhasafm.com
Pencabulan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda, mengaku korban pelecehan seksual di Sukabumi dengan pelaku Emon diperkirakan mencapai lebih 100 orang. Hal itu berdasarkan buku catatan harian Emon berisi nama-nama anak yang menjadi korbannya.

 

"Saya diskusi (dengan pelaku), tentang buku catatannya, kemungkinan besar lebih dari 100 korban anak," ujar Erlinda kepada wartawan di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin (5/5).

Ia menuturkan Emon merupakan sosok yang suka menggambar orang, namun porno. Serta tidak memiliki hidung. Jika tidak ada hidung dalam gambarnya, berdasarkan pendapat psikolog, Emon mempunyai gangguan seksual di atas batas normal.

Menurut dia, banyaknya pelecehan seksual yang terjadi kepada anak merupakan bencana nasional. Pihaknya pun merekomendasikan agar pelaku kekerasan seksual wajib direhabilitasi.

Erlinda mengatakan pihaknya beserta psikolog berjumlah tiga orang saat ini melakukan pendampingan terhadap korban dan keluarga korban. Pihaknya mengaku fokus terhadap keluarga korban. "Ada tim agar mereka (korban dan keluarga) tidak trauma," katanya.

Menurut dia, pendampingan akan terus berlanjut. Saat ini, pendampingan masih bersifat darurat selama satu bulan. Selebihnya akan dilakukan pada tiga bulan, enam bulan dan satu tahun kemudian.

Pihaknya pun akan menggelar Gebyar Anak Sukabumi agar (korban) mereka menjadi satu. Mereka akan diberikan sesuatu melalui permainan bekerjasama dengan asosiasi psikolog dan Dompet Duafa. "Kami melakukan pencegahan dan fokus di keluaga marjinal yang rentan mendapatkan kekerasan seksual," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement