REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencanangkan pembuatan biopori dan sumur resapan di setiap rumah warga dan perkantoran pemerintah atau swasta untuk menjaga ketersediaan air dalam tanah.
Pencanangan itu diawali dengan pembuatan sumur resapan dan biopori serta pembagian 100 alat pembuatan biopori untuk 20 desa di lapangan upacara Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Garut, Senin.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut, Uu Saepudin mengatakan, pencanangan itu sebagai upaya pemerintah mencegah terjadinya banjir dan kekeringan pada musim kemarau.
"Pembuatan biopori dan sumur resapan di Garut bertujuan untuk menjaga atau mengawetkan tanah dari ketersediaan air," katanya.
Ia menuturkan sejumlah daerah di Kabupaten Garut terdapat kawasan rawan banjir yang salah satu penyebabnya karena tidak ada resapan air, serta rawan kekeringan karena tidak tersedianya air dalam tanah pada musim kemarau.
Menurut dia, pembuatan biopori dan sumur resapaan merupakan solusi pemerintah dalam mengatasi persoalan banjir saat musim hujan dan kekeringan saat kemarau.
"Kalau dibuat biopori ketersediaan air akan normal, manfaatnya akan dirasakan cukup lama. Biofori solusi yang bagus untuk ketersediaan air dalam tanah," katanya.
Peduli ketersediaan air tanah itu, kata dia, akan diawali oleh para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan kantornya dan di rumahnya masing-masing untuk membuat lubang biopori atau sumur resapan.
Ia berharap para PNS menyosialisasikan kembali kepada seluruh lapisan masyarakat untuk membuat lubang biopori di halaman rumahnya dengan alat sederhana.
"Alat pengeboran tanah untuk membuat biopori sudah kami sebar di 20 desa, diharapkan warga membuatnya sendiri di rumah, karena caranya juga sangat mudah," kata Uu.