REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit Modis Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan 43 titik panas (hotspot) di daratan Sumatera dan terbanyak berada di Provinsi Riau dengan jumlah mencapai 23 titik dan tersebar di berbagai wilayah kabupaten/kota.
"Kemungkinan ini karena hujan kembali minim terjadi dan terjadi kebakaran lahan di beberapa wilayah," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Said Saqlul Amri kepada pers di Pekanbaru, Selasa (6/5).
BPBD Riau meriliskan, titik panas terbanyak di Riau berada di Kabupaten Indragiri Hilir yakni sembilan titik dan tersebar di beberapa wilayah kecamatan.
Tiga "hotspot" diantaranya menurut data itu berada di Desa Rotan Semelur, Kecamatan Pelagiran dan dua di desa Bente, Kecamatan Mandah, serta tiga titik berada di beberapa desa pada Kecamatan Gaung. Sisanya satu titik berada di Desa Rambaian, Kecamatan Gaung Anak Serka.
Kemudian enam titik panas berada di Kota Dumai tepatnya di Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai. Tiga titik panas lainnya berada di Kabupaten Pelalawan meliputi Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti (2 titik) dan satu lagi di Desa Serapung, Kecamatan Kuala Kampar.
Selanjutnya di Kabupaten Meranti dan Siak masing-masing terdapat dua titik panas dan hanya satu "hotspot" di Kabupaten Bengkalis.
Titik panas (hotspot) merupakan hasil rekaman atau pendeteksian satelit dengan pengukuran suhu udara atau temperatur yang diduga kuat merupakan peristiwa kebakaran hutan dan lahan penyebab polusi asap yang selama ini melanda Riau.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru sebelumnya menyatakan memasuki Mei 2014 sebagian Riau akan kembali dilanda kemarau yang rentan terjadinya kebakaran hutan.