Kamis 08 May 2014 04:00 WIB

Ini Libur Nasional 2015, Jumlahnya Ada 19 Hari

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono
Foto: Republika/Adhi.W
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menyepakati draf Surat Keputusan Bersama (SKB) Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2015 sebanyak 19 hari.

''Total 19 hari yang terdiri atas libur nasional 15 hari dan cuti bersama empat hari," kata Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono, di Jakarta, Rabu.

SKB tersebut mengemukakan bahwa pengaturan cuti bersama dan libur nasional diperlukan untuk peningkatan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan hari kerja, hari libur, dan cuti bersama.

"Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi kerja, peningkatan sektor pariwisata dalam negeri dan kompensasi bagi PNS yang tidak pernah atau kesulitan waktu mengambil cuti," katanya.

Cuti tahunan merupakan hak pegawai yang harus dihargai karenanya untuk kepentingan bersama perlu diatur oleh pemerintah.

Banyaknya libur nasional dan cuti bersama tahun 2015 lebih sedikit 3 hari dari libur nasional dan cuti bersama tahun 2014 yang berjumlah 22 hari. Berikut adalah hari-hari libur nasional dan cuti bersama dimaksud:

Libur Nasional :

1. 1 Januari - Tahun Baru 2015

2. 3 Januari - Maulid Nabi Muhammad SAW

3. 19 Februari - Tahun Baru Imlek 2566 Kongzili

4. 21 Maret - Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937

5. 3 April - Wafat Yesus Kristus

6. 1 Mei - Hari Buruh Internasional

7. 14 Mei - Kenaikan Yesus Kristus

8. 16 Mei - Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW

9. 2 Juni- Hari Raya Waisak 2559

10. 17-18 Juli - Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah

11. 17 Agustus - Hari Kemerdekaan RI

12. 24 September - Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriyah

13. 14 Oktober - Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah

14. 25 Desember - Hari Raya Natal

Cuti Bersama :

1. 16, 20 dan 21 Juli - Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah

2. 24 Desember - Cuti Bersama Hari Raya Natal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement