Kamis 08 May 2014 18:30 WIB

TNI-Polri Harus Bersinergi Hadapi Terorisme

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Terorisme (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Terorisme (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) harus bisa bersinergi dalam menanggulangi aksi terorisme.

Aksi terorisme termasuk bahaya laten yang dapat menghadirkan ancaman serius bagi keamanan negara, yang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

 

“Terorisme masih menjadi perhatian serius aparat keamanan negara Indonesia,” ujar Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Irjen Pol Arief Dharmawan, dalam rilis latihan gabungan TNI-Polri dalam penanggulangan terorisme, yang disampaikan Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Kamis (8/5).

 

Karena itu, latihan bersama TNI dan Polri dalam menanggulangi aksi terorisme menjadi sangat strategis. Sinergi ini sangat penting untuk meningkatkan soliditas dan kekompakan.

 

Khususnya dalam menghadapi berbagai ancaman aksi teror yang dapat mengganggu keamanan masyarakat dan negara. “Sinergi ini juga penting untuk meningkatkan kemampuaan dalam menghadapi ancaman teror,” tambahnya.

 

Arief menambahkan, latihan bersama TNI dan Polri ini berlangsung empat hari, dengan mengambil medan latihan di lapangan Yonif 405/Surya Kusuma, Wangon, Banyumas dan Pasir Putih Nusakambangan, Kabupaten Cilacap.

 

Sedikitnya 137 personil TNI dan Polri terlibat dalam latihan gabungan dengan materi antara lain pengetahuan tentang terorisme, manajemen sistem operasi serta praktek simulasi penanganan aksi teror.

 

“Kami berharap materi latihan ini mampu meningkatkan kemampuan masing- masing personil dalam memperkuat kerjasama dan sinergi untuk mengantisipasi ancaman teroris,” tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement