REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hampir dua-pertiga sekolah di Republik Afrika Tengah (CAR), yang dilanda konflik, ditutup selama enam bulan belakangan ini. Demikian hasil satu survei yang disiarkan oleh Dana Anak PBB (UNICEF) dan mitranya pada Jumat (9/5).
"Sistem pendidikan secara harfiah berlutut," kata Souleymane Diabate, wakil UNICEF di CAR. "Banyak guru belum menerima gaji selama berbulan-bulan. Tak ada buku pelajaran. Sedikit prasarana yang ada sebelum krisis berkecamuk telah rusak."
Pertempuran di CAR telah berubah jadi bersifat sektarian setelah upaya kudeta 2012 dan sejak itu telah menjadi makin brutal.
Sementara, laporan beredar mengenai pelanggaran hak asasi manusia dan aksi pembalasan antara milisi anti-Balaka (anti-Parang) dan anggota Seleka.