Senin 12 May 2014 22:11 WIB

'Hubungan Internasional' Larut Malam di Melbourne

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Rabu (7/5) malam lalu di sebuah ruang di pusat Kota Melbourne, terdengar suara-suara yang tak lazim. Pertama, terdengar suara perempuan yang seolah meneriakkan nada-nada tanpa kata, kemudian melengking, dan disambut suara laki-laki yang berat, menggumam, menggeram, bahkan meniru suara binatang.

Wukir Sukardi dan Tarquin Manek berkolaborasi spontan di Melbourne.

Kedua suara tersebut bersahutan, terkadang seperti bercakap-cakap tanpa bahasa, terkadang harmonis, namun terkadang seperti bertengkar hebat.

Tak lama setelah itu, yang terdengar adalah suara instrumen, namun bukan instrumen musik yang sering terlihat dimainkan oleh kebanyakan musisi pop atau rock.
Salah satunya agak mirip instrumen bagpipe khas skotlandia, namun terkadang bunyinya mirip permukaan yang tergores. Alunan nada tersebut ditimpali oleh suara gitar bas, alat musik tiup, serta suara berbagai benda yang dipukul dan dibanting.
Judul acara yang menghasilkan berbagai suara itu adalah ‘International Relations’ alias ‘Hubungan Internasional.’ Cocok, karena seniman yang menghasilkan suara –suara itu berasal dari dua Negara: Australia dan Indonesia.
Dari Australia tampil penyanyi Sophia Brous dan musisi Tarquin Manek, sedangkan dari Indonesia tampil Rully Shabara dan Wukir Suryadi, yang tergabung dalam kelompok musik Senyawa.
Kurator acara tersebut, Joel Stern, mengatakan bahwa kolaborasi-kolaborasi malam itu spontan, tanpa latihan lebih dahulu.
Begitu pula kata Brous, yang belum pernah berkolaborasi dengan Rully sebelumnya.
“Beberapa tahun lalu saya melihat Rully tampil di Melbourne, dan saya melihat betapa Ia sangat luar biasa sebagai seorang seniman. Meskipun kita berasal dari tempat dan latar belakang berbeda, saya merasa ada hubungan kekerabatan dengannya,” ucapnya.
Duet vokal improvisasi Rully Shabara dan Sophia Brous.
Brous mengaku menyukai dunia seni di Yogyakarta dan kesenian-kesenian tradisional Indonesia, seperti kuda lumping, atau seni tampil berbau ritual.
Sedangkan Rully bercerita bahwa itulah pertama kali Ia melakukan duet vokal improvisasi dengan perempuan.
Wukir Suryadi mengatakan bahwa dalam kolaborasinya dengan Manek merupakan bentuk komunikasi.
“Sebenarnya kolaborasi itu kan bagaimana menangkap energi lawan main. Bagaimana Ia memberi, bagaimana kita menerima, bagaimana kita memberi juga ke dia. artinya komunikasi. secara rasa. ..aku terasa bagaimana Ia memberikan energi,” ujarnya.
Wukir tiba di Australia membawa sejumlah instrumen yang Ia buat sendiri. Salah satunya adalah Javanese Hurdy Gurdy, yang terinspirasi alat musik Eropa Hurdy Gurdy.
Manek, yang tampil bersama Wukir, berkata bahwa itu adalah pertama kalinya Ia berkolaborasi dengan seniman Indonesia.
Namun, Ia memang menyukai seni gamelan. Dalam penampilannya, Manek memukul-mukul dan menjatuhkan berbagai benda, mulai dari kaleng bekas kudapan, tutup botol, dan juga beberapa instrumen yang merupakan bagian dari orkes gamelan.
“Menurut saya, [gamelan] sangatlah indah. Sangat megah,” ucap Manek.
Acara International Relations didukung oleh program Up Late Melbourne, yang diselenggarakan pemerintah kota Melbourne.Kolaborasi dadakan larut malam itu ternyata secara kebetulan melibatkan seniman Indonesia. Rully dan Wukir awalnya datang ke Melbourne untuk menghadiri program residensi singkat dan konferensi yang bertujuan mendekatkan seniman dan tokoh-tokoh seni budaya Australia dan Asia satu sama lain.
Penonton acara 'International Relations'
Menurut Kate Ben-Tovim dari pusat kesenian Melbourne, Rully dan Wukir, yang tergabung dalam kelompok musik Senyawa, sebenarnya sudah beberapa kali datang ke Melbourne.
"Jadi mereka punya banyak teman di Melbourne. Tapi kami berharap bisa mengenalkan mereka ke sejumlah seniman lain dan juga seniman-seniman lain di kawasan Asia," ucap Kate.
Selain Senyawa, seniman lain yang diundang dari Indonesia adalah sutradara Garin Nugroho.

"Garin Nugroho akan di sini selama lima hari. Ia tengah berbicara dengan salah satu sutradara teater besar Australia, Nigel Jamieson. Dan dia juga memperkenalkan beberapa proyek yang tengah berlangsung," jelas Kate.

Program residensi singkat dan perkenalan tersebut bernama Lab, yang sekitar setengah dari partisipannya berasal dari Asia dan sisanya dari Australia. Selain itu ada juga konferensi IETM Asia Satelite yang akan berlangsung selama tiga hari.

"Saya rasa sudah banyak seniman hebat dan pembicaraan yang terjadi. Tapi kami ingin membantu dalam infrastrukturnya. Jadi, seringkali, seniman lain di Melbourne kenal Senyawa, tapi orang-orang pusat kesenian Melbourne, atau tempat kesenian besar lain, tak kenal," ungkap Ben-Tovim saat menjelaskan tujuan konferensi IETM Asia Satelite.

Program ini didanai oleh sebuah yayasan, jelasnya. Pusat Kesenian Melbourne juga mendapat sedikit bantuan dari departemen luar negeri Australia. Sedangkan hubungan dengan pemerintah-pemerintah negara lain, semisal di Asia, belum dijalankan.

Rully dari Senyawa juga mengaku tidak mendapat bantuan pemerintah untuk datang ke Australia. Padahal, menurutnya, sebenarnya bentuk kerjasama kesenian macam ini lah yang lebih mengena untuk mendekatkan Australia dan Indonesia.

"Lebih mengena ke hati orang Australia yang begini, yang membaur," ucapnya.

Tarquin Manek memainkan musik eksperimental menggunakan berbagai barang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement