Selasa 13 May 2014 09:40 WIB

Ukraina Belum Bayar Tagihan Gas Rusia

Pipa gas
Pipa gas

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perseteruan antara Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dapat membahayakan pasokan gas alam ke negara-negara Eropa, meskipun Moskow berupaya untuk mematuhi kontrak.

"Negara-negara yang tidak memiliki pasokan alternatif selain sistem transportasi gas Ukraina adalah yang paling berisiko," Wakil Menteri Energi Rusia Anatoly Yanovsky mengatakan pada sebuah konferensi pers.

Yanovsky mengatakan perusahaan monopoli gas Rusia Gazprom telah meminta pembayaran di muka dari rekannya di Ukraina, Naftogas.  "Ini bukan soal Gazprom mau atau tidak mau (untuk meminta pembayaran di muka), itu adalah kewajiban di bawah kontrak. Dalam rangka untuk memasok gas ke Ukraina, Gazprom harus membayar bea masuk kepada anggaran Rusia. Itulah sebabnya Gazprom harus meminta pembayaran di muka," kata Yanovsky seperti dikutip kantor berita RIA Novosti.

"Kami belum menerima pembayaran untuk pasokan gas yang telah dikirimkan (ke Ukraina)," tambahnya.

Juga pada Senin, seorang anggota senior dari majelis rendah parlemen Rusia atau Duma, mengatakan pasokan energi telah menjadi masalah politik dalam beberapa tahun terakhir. "Rusia mulai memasok ke Eropa 40 tahun yang lalu selama Perang Dingin, namun demikian alasan ekonomi dan kebutuhan energi lebih tinggi daripada konfrontasi politik," kata Pavel Zavalny, wakil ketua komite energi mejelis rendah parlemen Rusia.

Moskow telah membatalkan dua kontrak besar tentang diskon gas untuk Ukraina setelah pemerintah saat ini berkuasa di Kiev pada Februari setelah menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych. Gazprom sebelumnya mengatakan konflik Moskow dengan pihak berwenang di Kiev berpotensi menghambat pengiriman gas alam Rusia ke Eropa melalui Ukraina.

Perusahaan khawatir bahwa Naftogas bisa gagal menjalankan kewajibannya dalam pengangkutan gas, sementara menahan beberapa gas yang dialokasikan untuk negara-negara Eropa untuk tujuan Ukraina sendiri. Para pejabat energi dari Uni Eropa bertemu dengan perwakilan Gazprom dan Naftogaz pada Senin di Brussel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement