Selasa 13 May 2014 12:25 WIB

Warga Jakbar Keluhkan Mati Lampu Setengah Hari

Rep: C62/ Red: Didi Purwadi
Listrik padam (ilustrasi)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Listrik padam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat meminta warganya tenang untuk tidak melakukan aksi anarkis jika terjadi lagi pemadaman listrik dengan waktu yang cukup lama. Pasalnya mati lampu bukan di satu tempat tetapi di beberapa tempat juga terjadi pemadaman arus listrik.

"Bukan di daerah Jakarta Barat aja, di daerah lain juga ada yang mati lampu. Bahkan, kereta juga perjalanannya terhambat karena mati lampu," kata Wakil Walikota Jakarta Barat, M Yuliyadi saat dihubungi Republika Online, Selasa (13/5).

Mati lampu dengan jangka waktu yang cukup panjang dialami beberapa kelurahan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Di daerah Kebon jeruk itu lampunya mati sejak pukul 10 pagi dan nyala kembali pukul 21.30 malam. Hal itulah yang membuat warga khawatir dan akan mengancam mendatangi loket pembayaran listrik.

Misalnya Nurhayati, warga Kelurahan Sukabumi Utara, mengatakan lampu di daerahnya mati sejak pukul 10 pagi. Sementara, kelurahan lain di Kebon Jeruk mati lampu sejak pukul 15 sore.

"Sering sekali mati lampu bisa sebulan dua kali sampai tiga kali," keluhnya kepada Republika Online, Selasa (12/5).

Menurut Nurhayati, daerahnyalah yang sering terkena dampak pemadaman listrik dengan jangka waktu cukup lama. Jika listrik mati, warga yang memiliki usaha dengan mengandalkan listrik bisa rugi ditambah banyak aksi kriminal kalau listrik mati.

"Kalau listrinya mati seharian kaya gini, kita jadi gak bisa ngapa-ngapain," katanya.

Bambang Dwiyanto, Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, mengatakan pemadaman arus listrik karena gardu induk di daerah tersebut sedang diperbaiki. Sehingga pamadaman bukan terjadi di satu tempat saja, akan tetapi di daerah lainya seperti daerah Muara Karang juga tidak menyala beberapa jam.

"Lagi ada perbaikan di gardu Kembangan ke gardu Muara Karang," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement