REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan warga, anggota polisi, TNI, Satpol PP, dan buruh pabrik, bekerja sama melakukan pengerukan saluran air di ruas jalan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Pengerukan dilakukan secara sederhana tanpa menggunakan alat berat.
Ajat Sudrajat, Kepala Desa Lingga mengatakan hal tersebut dilakukan karena Rancaekek sebagai gerbang masuk ibu kota Jawa Barat selalu terkena banjir. Dia dan pihak lainnya ingin segera mengatasi hal tersebut. Pengerukan saluran air sepanjang 400 meter, menurut Ajat akan dilakukan secara bertahap.
"Hari ini 150 meter mungkin besok atau lusa akan kami lanjutkan lagi hingga kali Cikijing, yaa kurang lebih 400 meter," ungkap Ajat, Rabu (14/5).
Selain melakukan pengerukan, satpol PP, polisi dan warga juga melakukan penertiban bangunan yang terletak di atas saluran air. Diakui kapolsek Rancaekek, Ajun Komisaris Hartomo, penertiban tersebut dilakukan justru karena permintaan pemilik yang sadar terhadap kesalahannya.
Sebelumnya, dikatakan Hartomo, pihaknya telah melakukan pertemuan dan diskusi dengan 18 pemilik warung terkait bangunan yang berada di atas saluran air. "Tidak ada perlawanan dan tidak ada kompensasi," kata dia.
Meski begitu, warga merasa pengerukan tersebut hanya akan memunculkan masalah baru. Hal tersebut diutarakan Wira Diharja, warga RW 10 tersebut meminta kepada Kementrian Pekerjaan Umum untuk segera melakukan normalisasi sungai Cikijing dan sungai Cimande.
"Kalau hanya pengerukan saluran air di pinggir jalan Rancaekek, hanya akan memindahkan banjir dari jalan ke rumah kami," katanya.