Ahad 18 May 2014 12:54 WIB

Duh, 9.900 Ibu Melahirkan Meninggal per Tahun

Rep: Heri Purwata/ Red: Bilal Ramadhan
Kemiskinan ikut mendorong tingginya angka kematian ibu
Foto: Edwin/Republika
Kemiskinan ikut mendorong tingginya angka kematian ibu

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-- Diputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Julianto Witjaksono mengatakan kematian ibu akibat kehamilan dan melahirkan di Indonesia  sebanyak 9.900 ibu per tahun. Karena itu, angka ini harus ditekan dengan menggalakan pemakaian alat kontrasepsi sehingga kelahiran anak memang diinginkan.

Julianto mengemukakan hal tersebut ketika menjadi keynote speaker pada seminar 'Health Technologi Assessment dalam Praktek Asuhan Kebidanan' di Kampus Terpaku Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) 'Aisyiyah Yogyakarta, Sabtu (17/5). Seminar ini sekaligus menandai dibukanya Prodi Ilmu Kebidanan Magister (S2).

Lebih lanjut Julianto mengatakan kematian ibu melahirkan di Indonesia merupakan petaka yang sangat dahsyat. Ia mengumpamakan dalam kecelakaan pesawat terbang Boeing 777 hanya merenggut 400 orang. "Jadi kematian ibu hamil dan melahirkan per tahunnya sama seperti kecelakaan 25 pesawat Boeing 777 berpenumpang 400 orang. Ini tragis, tetapi tidak pernah diekspose," kata Julianto.

Kematian ibu hamil dan melahirkan, kata Julianto, akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini menyebabkan adanya komplikasi kehamilan dengan beaya tinggi. "Sebanyak 26 persen wanita usia subur (WUS) yang tidak terlayani kebutuhan KB (unmeet need) menyebabkan 82 persen kehamilan tak diinginkan," jelasnya.

Berdasarkan data, di Indonesia tahun 2007, kata Julianto, ada 9.120 kematian ibu per tahun atau setap harinya ada 14-25 yang meninggal. Sedang tahun 2012, kematian ibu tercatat 17.950 orang atau 33-65 ibu meninggal per harinya.

Untuk menyelamatkan ibu, MDG's mentargetkan kematian ibu tahun 2015 hanya 102 kematian ibu dari 100 ribu kelahiran. Sedangkan angka pemakaian kontrasepsi modern pada wanita usia 15-49 tahun sebanyak 65 persen dan unmet need hanya 5 persen.

Langkah-langkah BKKBN, meliputi penyuluhan terhadap masyarakat tentang kesehatan reproduksi. Di antaranya, kesehatan ibu dan anak, keluarga berebcana, pencegahan dan penanganan komplikasi aborsi,  pencegahan dan penanganan infertilitas.

Sedangkan kesehatan ibu meliputi kesehatan reproduksi sejak remaja, sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan pasca melahirkan. "Sehingga ibu mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas. Juga mengurangi angka kematian ibu," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement