Selasa 20 May 2014 22:05 WIB

PPI Harus Hindari Politik Transaksional

Pengamat politik Alfan Alfian
Foto: Facebook
Pengamat politik Alfan Alfian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) harus menghidupkan kembali politik gagasan. Menurut pengamat politik, M Alfan Alfian, PPI mempunyai tanggung jawab moral untuk mengembalikan politik Indonesia kembali pada politik gagasan.

“Politik yang bisa mewujudkan kebaikan bersama. Saat ini politik Indonesia hanya dipenuhi oleh politik pragmatisme transaksional,” kata Alfian, pada diskusi politik Musyawarah Koordinasi Nasional (Mukornas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/05).

Menurut dosen pascasarjana Immu Politik Unas ini, politik transaksional sangat terasa dalam penentuan koalisi politik. “Apa mendapat apa, siapa mendapat apa, itu yang terjadi dalam penentuan koalisi politik saat ini. Arah koalisi politik kita masih ditentukan oleh oligarki politik, yang akhirnya melakukan ‘deal-deal’ politik berdasarkan insentif politik," katanya,

Terkait dukungan PPI akan mengarah ke pasangan calon mana, pengurus PPI, Tri Dianto menuturkan bahwa PPI akan bersikap netral dalam Pilpres 2014. “Penyusunan rekomendasi politik PPI yang dibahas dalam Mukornas ini bukan untuk mendukung salah satu pasangan capres-cawapres,” kata mantan ketua DPC Demokrat Cilacap ini dalam siaran persnya kepada ROL.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement