Ahad 25 May 2014 09:00 WIB

Mister Monggo Asal Australia Mengajar Tanpa Bayaran

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seorang pengusaha asal Adelaide, Australia, mengajar Bahasa Inggris di puluhan sekolah di Indonesia tanpa bayaran. Menurutnya pelajar dan infrastruktur pengajaran bahasa Inggris di Indonesia sangat bagus. Hanya saja pelajar Indonesia kurang berlatih berbicara dalam Bahasa Inggris.

Berawal dari perjalanan bisnis ke Yogyakarta, Russell Ainsworth (49 tahun) jatuh cinta dengan kota yang terkenal dengan sebutan Kota Gudeg dan masyarakat Indonesia. Karena itu ia tidak melewatkan kesempatan untuk kembali berkunjung ke Pulau Jawa menjadi guru penutur Bahasa Inggris atau native speaker di sebuah sekolah di daerah Trenggalek, Jawa Timur pada akhir 2012.

 “Saya melamar iklan yang diterbitkan oleh Asosiasi Warga Indonesia di Australia Selatan yang tengah mencari guru penutur Bahasa Inggris untuk mengajar di Trenggalek. Mereka kemudian menerima dan mengirim saya ke sekolah itu," jelasnya, belum lama ini.

"Kemudian datang tawaran untuk mengajar dari sekolah lain. Saya menerimanya dan begitu terus.. Saya sampai harus bolak balik mengurus visa ke Singapura untuk bisa kembali ke Indonesia untuk mengajar,” tutur Russell kepada Iffah Nur Arifah dari ABC.

Russell Ainsworth bersama dengan para pelajar di Trenggalek, Jawa Timur. (Foto: Facebook)
Begitulah akhirnya selama satu tahun sejak Desember 2012 hingga Desember 2013, Russell Ainsworth menjadi guru tamu Bahasa Inggris dari satu sekolah ke sekolah lain di sejumlah kota di Pulau Jawa, seperti Trenggalek, Tulung Agung, hingga Parung Panjang di perbatasan Bogor Tanggerang. Tak kurang dari 30-an sekolah mulai dari SD hingga perguruan tinggi disambanginya. Ia juga sempat mengajar Bahasa Inggris di sebuah Panti Asuhan di Kota Makassar.
Semua itu dilakukan Russell Ainsworth tanpa mendapat bayaran sama sekali. Oleh murid-murid yang diajarnya, Russell mendapat julukan baru " Mister Monggo".

Dari pengalamannya mengajar Bahasa Inggris, Russell Ainsworth menyimpulkan kemampuan Bahasa Inggris pelajar Indonesia sebenarnya sangat bagus. Hanya saja mereka kurang mempraktekan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Oleh karena itu sebagai guru native speaker, Russell mengaku lebih banyak memberikan dorongan kepada murid-murid di sekolah yang didatanginya untuk berani berbicara.

“Saya tidak banyak mengajar Bahasa Inggris, kebanyakan saya hanya memotivasi. Karena banyak pelajar Indonesia sangat bagus pengetahuan bahasa Inggrisnya, tapi mereka sangat malu. Mereka sangat malu untuk bicara terutama dengan bule. Jadi tugas saya ketika datang ke sekolah-sekolah adalah membuat mereka merasa percaya diri dan mampu bisa berbicara dengan bule. Saya membuat mereka tertawa dan membuat mereka percaya diri,” kata Russell.

Russell menambahkan, kondisi yang sama juga dialami oleh kalangan guru. Oleh karena itu ia juga mendorong guru untuk terus melatih kemampuan berbahasa Inggrisnya.

“Kalau pelajar banyak belajar Bahasa Inggris di Internet, mendengarkan lagu atau menonton film. Saya juga menganjurkan para guru untuk melakukan hal yang sama. Saya mendorong mereka untuk menulis kepada saya di internet. Sekedar menyapa hallo dan ngobrol untuk melatih Bahasa Inggris mereka," tuturnya.

Penutur asli Bahasa Inggris

Russell juga mendapati murid-murid di Indonesia perlu lebih sering mendapatkan pengalaman berlatih Bahasa Inggris dengan penutur aslinya.

“Awalnya mereka malu tapi setelah beberapa pekan saya di sana, kepercayaan diri mereka berbicara bertambah. Pernah saya mendatangi satu SD, dan murid-murid di sana tidak pernah melihat bule. Banyak dari mereka yang lari pulang. Dan saya datang kembali ke sekolah itu 4 bulan kemudian, dan murid-murid di sana sangat mengagumkan,” katanya.

Russell Ainsworth bersama dengan para pelajar di Tulung Agung, Jawa Timur (Foto: Facebook)
Belajar Bahasa Inggris melalui guru penutur asli memang memiliki banyak kelebihan. Antara lain murid bisa memahami Bahasa Inggris lebih baik mengenai pengejaan yang sempurna, logat khusus dari daerah penuturnya, serta mengenai kebiasaan, praktik budaya atau bahasa tubuh yang berlaku di negara penutur Bahasa Inggris.

Namun kehadiran guru penutur asli hanya bisa dijumpai di sekolah-sekolah internasional dan lembaga kursus bonafid. Karenanya kehadiran Russell Ainsworth yang mengajar tanpa bayaran sangat diapresiasi guru dan murid di sekolah yang didatanginya.

Seperti diungkapkan Nirma Adianti Panami, guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Parung Panjang, Bogor, yang sempat diajar oleh Russell selama dua bulan pada awal 2013 lalu.

“Kedatangan Pak Russell, native speaker yang mau mengajar di sekolah kami di pinggiran Bogor dan Tangerang, itu seperti mimpi di siang bolong. Pengalaman yang luar biasa, kapan lagi anak-anak didik kami bisa belajar langsung dari native speaker. Soalnya antuasismenya beda kalo bicara langsung dengan native speaker dibanding dengan kita guru Bahasa Inggris.

Diakui Nirma, kehadiran Russell mampu memotivasi muridnya untuk berbicara Bahasa Inggris. Sejumlah murid diakuinya masih rajin berbicara dalam Bahasa Inggris sampai sekarang.

Russell sendiri mengaku pengalamannya mengajar di beberapa sekolah tak ternilai harganya. Dan hingga kini Mister Monggo masih setia meladeni para muridnya di Indonesia untuk berlatih bahasa Inggris lewat sosial media.

“Pengalaman ini memperkaya jiwa dan mengubah hidup saya," kata Russell.

"Ketika meninggalkan Australia, saya hanya punya 170 teman di Facebook, tapi sekarang saya punya 5.000 teman, setiap hari banyak pelajar Indonesia mengirim pesan. Saya senang membantu mereka percaya diri untuk berbahasa Inggris dengan saya dan semoga saja dengan bule lainnya,“ tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement