REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seorang pengusaha asal Adelaide, Australia, mengajar Bahasa Inggris di puluhan sekolah di Indonesia tanpa bayaran. Menurutnya pelajar dan infrastruktur pengajaran bahasa Inggris di Indonesia sangat bagus. Hanya saja pelajar Indonesia kurang berlatih berbicara dalam Bahasa Inggris.
Berawal dari perjalanan bisnis ke Yogyakarta, Russell Ainsworth (49 tahun) jatuh cinta dengan kota yang terkenal dengan sebutan Kota Gudeg dan masyarakat Indonesia. Karena itu ia tidak melewatkan kesempatan untuk kembali berkunjung ke Pulau Jawa menjadi guru penutur Bahasa Inggris atau native speaker di sebuah sekolah di daerah Trenggalek, Jawa Timur pada akhir 2012.
“Saya melamar iklan yang diterbitkan oleh Asosiasi Warga Indonesia di Australia Selatan yang tengah mencari guru penutur Bahasa Inggris untuk mengajar di Trenggalek. Mereka kemudian menerima dan mengirim saya ke sekolah itu," jelasnya, belum lama ini.
"Kemudian datang tawaran untuk mengajar dari sekolah lain. Saya menerimanya dan begitu terus.. Saya sampai harus bolak balik mengurus visa ke Singapura untuk bisa kembali ke Indonesia untuk mengajar,” tutur Russell kepada Iffah Nur Arifah dari ABC.

Dari pengalamannya mengajar Bahasa Inggris, Russell Ainsworth menyimpulkan kemampuan Bahasa Inggris pelajar Indonesia sebenarnya sangat bagus. Hanya saja mereka kurang mempraktekan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Oleh karena itu sebagai guru native speaker, Russell mengaku lebih banyak memberikan dorongan kepada murid-murid di sekolah yang didatanginya untuk berani berbicara.
Russell menambahkan, kondisi yang sama juga dialami oleh kalangan guru. Oleh karena itu ia juga mendorong guru untuk terus melatih kemampuan berbahasa Inggrisnya.
“Kalau pelajar banyak belajar Bahasa Inggris di Internet, mendengarkan lagu atau menonton film. Saya juga menganjurkan para guru untuk melakukan hal yang sama. Saya mendorong mereka untuk menulis kepada saya di internet. Sekedar menyapa hallo dan ngobrol untuk melatih Bahasa Inggris mereka," tuturnya.
Penutur asli Bahasa Inggris
Russell juga mendapati murid-murid di Indonesia perlu lebih sering mendapatkan pengalaman berlatih Bahasa Inggris dengan penutur aslinya.
“Awalnya mereka malu tapi setelah beberapa pekan saya di sana, kepercayaan diri mereka berbicara bertambah. Pernah saya mendatangi satu SD, dan murid-murid di sana tidak pernah melihat bule. Banyak dari mereka yang lari pulang. Dan saya datang kembali ke sekolah itu 4 bulan kemudian, dan murid-murid di sana sangat mengagumkan,” katanya.

Namun kehadiran guru penutur asli hanya bisa dijumpai di sekolah-sekolah internasional dan lembaga kursus bonafid. Karenanya kehadiran Russell Ainsworth yang mengajar tanpa bayaran sangat diapresiasi guru dan murid di sekolah yang didatanginya.
“Kedatangan Pak Russell, native speaker yang mau mengajar di sekolah kami di pinggiran Bogor dan Tangerang, itu seperti mimpi di siang bolong. Pengalaman yang luar biasa, kapan lagi anak-anak didik kami bisa belajar langsung dari native speaker. Soalnya antuasismenya beda kalo bicara langsung dengan native speaker dibanding dengan kita guru Bahasa Inggris.
Diakui Nirma, kehadiran Russell mampu memotivasi muridnya untuk berbicara Bahasa Inggris. Sejumlah murid diakuinya masih rajin berbicara dalam Bahasa Inggris sampai sekarang.
Russell sendiri mengaku pengalamannya mengajar di beberapa sekolah tak ternilai harganya. Dan hingga kini Mister Monggo masih setia meladeni para muridnya di Indonesia untuk berlatih bahasa Inggris lewat sosial media.
“Pengalaman ini memperkaya jiwa dan mengubah hidup saya," kata Russell.