Sabtu 24 May 2014 02:15 WIB

Plt PM Thailand Melapor ke Militer

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Bilal Ramadhan
Tentara berjaga-jaga usai penetapan kudeta militer di Bangkok, Thailand.
Foto: Reuters
Tentara berjaga-jaga usai penetapan kudeta militer di Bangkok, Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Usai kudeta militer, pelaksana tugas Perdana Menteri Niwattumrong Boonsongpaisan melapor ke militer di auditorium pangkalan, Jumat pagi. Mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra juga muncul untuk melapor.

Seperti dilansir Xinhua, Jumat (23/5), Militer telah melarang 155 orang, termasuk politisi dan aktivis pergi ke luar negeri. Panglima militer Prayuth Chan-ocha direncanakan akan bertemu Raja Bhumibol Adulyadej di istana kerajaan di Hua Hin di selatan Bangkok untuk menjelaskan tindakan yang diambil militer.

Prayuth yang berusia 60 tahun tersebut merupakan anggota dari pembentukan loyalis yang umumnya dipandang bermusuhan dengan keluarga Shinawatra. Setelah Yingluck menjabat perdana menteri, mereka memiliki hubungan baik, namun pendukung Thaksin sangat berhati-hati dengannya.

 

Prayuth mengumumkan pengambilalihan pemerintah kepada militer. Dia lantas mengklaim dirinya sebagai perdana menteri. Dilansir dari Sky News, Prayuth mengajukan tiga opsi bagi kelompok pendukung dan antipemerintah. Pertama, pengunduran diri seluruh kabinet. Dua pekan lalu pengadilan mencopot Yingluck, tapi beberapa menteri kabinetnya masih menjabat.

 

Kedua, pembentukan pemerintahan sementara. Terakhir, kedua pihak harus segera menghentikan aksi unjuk rasa. Dilansir Bangkok Post, Partai Pheu Thai menunggu arahan selanjutnya dari pemimpinnya Thaksin Shinawatra. Sumber di partai itu mengatakan Thaksin meminta seluruh anggota diam dan menunggu tindakan militer selanjutnya. Pheu Thai percaya tidak semua orang menerima kudeta militer.

 

Junta militer telah membebaskan wakil pemimpin partai Letnan Jenderal Viroj Pao-in, Wan Mohamad Nor Matha dan Chusak Sirinil dari barak tempat mereka ditahan. Sekretaris Jenderal partai Phumtham Wechayachai dan juru bicara Prompong Nopparit masih dalam penahanan militer.

 

Kondisi Bangkok tenang dan berjalan seperti biasa. Militer memerintahkan seluruh sekolah dan perguruan tinggi menghentikan aktivitasnya. Namun, hampir tidak terlihat keberadaan personel militer. Transportasi publik beroperasi setelah pemberlakuan jam malam berakhir. Jam malam diberlakukan mulai pukul 22.00 hingga 05.00 waktu setempat.

 

Lalu lintas tidak begitu padat. Di beberapa jalan utama di ibukota kendaran terpaksa memperlambat lajunya karena ada pos pemeriksaan tentara. Siaran televisi rutin masih ditunda. Televisi menayangkan pengumuman militer dan gambar dari saluran militer. Gambar menunjukkan sejumlah lokasi unjuk rasa yang sekarang telah bersih dari massa.

 

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan kudeta itu tidak berdasar. Tindakan itu akan memiliki implikasi negatif dalam hubungan kedua negara, terutama dalam hubungan militer. AS akan meninjau kembali bantuan militernya, termasuk latihan gabungan yang melibatkan 700 personel Angkatan Laut dan pelaut AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement