REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Moskow bersedia melakukan pembicaraan dengan presiden baru terpilih Ukraina Petro Poroshenko.
"Kami siap berdialog dengan perwakilan Kiev, dengan Petro Poroshenko," kata Lavrov dalam jumpa pers bersama Menlu Sudan Selatan Barnaba Marial Benjamin, Senin (26/5).
Menurutnya, Rusia bersedia melakukan dialog pragmatis, dengan tujuan sama, berdasar sikap saling menghormati, terutama di bidang perdagangan, ekonomi, dan gas. "Seperti telah dikatakan presiden (Vladimir Putin), kami menghormati pilihan rakyat Ukraina," katanya.
Namun Lavrov memperingatkan Ukraina untuk mengakhiri tindakan militer terhadap pemberontak pro-Moskow di wilayah timur negara itu yang oleh Kiev disebut sebagai "operasi anti-teroris".
Lavrov mengatakan ia tahu rencana Kiev "untuk mengaktifkan kembali operasi anti-teroris" sekarang karena pemilu di negara itu sudah berakhir pada Ahad. "Itu akan menjadi kesalahan besar," kata Lavrov dan meminta dilakukannya "dialog yang sebenarnya" antara Kiev dan pemberontak.
Rusia meminta agar kesempatan ini digunakan untuk membangun saling percaya dan dialog yang setara, yang hasilnya akan dihormati Rusia.
"Mungkin hal terpenting adalah bahwa pemerintahan saat ini menghargai warganya sendiri, menghargai rakyat dan menerima kesepakatan kompromi yang mempertimbangkan kepentingan semua pihak, semua etnis dan agama, karena tanpa itu segala sesuatu sangat sulit terjadi," katanya.