Rabu 28 May 2014 06:38 WIB

Pilpres Mesir Diperpanjang Jadi Tiga Hari

Seorang ibu menunjukkan jarinya yang tercelup tinta usai memberikan suara untuk pemilihan umum Mesir, Selasa (27/5).
Foto: Reuters
Seorang ibu menunjukkan jarinya yang tercelup tinta usai memberikan suara untuk pemilihan umum Mesir, Selasa (27/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Komisi Pemilihan Presiden Mesir secara mendadak Selasa petang memperpanjang waktu pemilihan presiden (pilpres) yang semula dua hari menjadi tiga hari hingga Rabu (28/5).

"Pemilu ditambah satu hari lagi hingga Rabu untuk memberi kesempatan kepada rakyat untuk menggunakan hak pilih mereka," kata Ketua Komisi Pemilihan Presiden, Mostashar Ahmed Al Asie, pada Selasa petang menjelang penutupan pencoblosan. Diduga kuat perpanjangan itu merupakan akibat dari rendahnya tingkat partisipasi masyarakat pengguna hak suara.

Meskipun media massa setempat yang umumnya pro pemerintah menggembar-gemborkan bahwa masyarakat antusias menggunakan hak pilih, namun kalangan pengamat memperingatkan rendahnya tingkat partisipasi pencoblosan.

"Tingkat partisipasi masyarakat pada hari pertama dan kedua ini cukup rendah sehingga bisa berdampak pada legitimasi pemenang pilpres," kata analis politik, Fahmi Abdel Hadi. Abdel Hadi memaklumi perpanjangan waktu pilpres yang diputuskan Komisi Pemilihan Presiden pada Selasa petang.

"Perpanjangan waktu pilpres menjadi tiga hari itu dapat dimaklumi untuk menjaring lebih banyak partisipasi masyarakat," paparnya. Menurut Komisi Pemilu, sejumlah 53,9 juta pemilik hak suara tercatat dalam daftar pemilu tetap.

Pilpres ini digelar di tengah situasi keamanan Mesir yang belum kondusif karena dihantui serangan bom aksi penembakan oleh kelompok garis keras.

Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohamed Moursi bersama Aliansi Nasional Anti-Kudeta memboikot pilprUpload Newes tersebut, dan berikrar akan terus melancarkan aksi protes anti pemerintah. Pemilihan parlemen dan pilpres sebelumnya dimenangkan Ikhwanul Muslimin, yang diakui dunia internasional sebagai pemilu paling jujur dan demokratis dalam sejarah Mesir modern.

Pasukan keamanan dari tentara dan polisi bersiaga penuh dalam pengamanan pilres tersebut. Mantan Panglima Militer Abdel Fatah Al Sisi dan tokoh berhaluan kiri Hamdeen Sabahi bertarung dalam pilpres tersebut. Kedua capres itu tampil sendiri tanpa didampingi calon wakil presiden.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement