REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY-- Australia sedang mengurangi interaksinya dengan militer Thailand, kata Menteri Luar Negeri Julie Bishop, Sabtu, dan menambahkan tiga kegiatan yang direncanakan telah ditunda karena kudeta.
Militer Thailand merebut kekuasaan pada 22 Mei dan Jumat mengesampingkan pemilu untuk setidaknya satu tahun guna memberikan waktu bagi "reformasi" politik, meskipun mendapat peringatan internasional. "Pemerintah Australia terus mengalami keprihatinan serius tentang tindakan militer di Thailand," kata Bishop dalam satu pernyataan dengan Menteri Pertahanan David Johnston.
"Sejalan dengan keprihatinan kami, Australia mengurangi keterlibatan kami dengan militer Thailand dan akan menurunkan tingkat interaksi kita dengan pimpinan militer Thailand."
Para menteri mengatakan, Australia telah menunda tiga kegiatan yang direncanakan untuk pekan mendatang di Thailand, kursus pelatihan hukum operasi militer untuk para petugas Thailand, dan dua kunjungan peninjauan; termasuk satu untuk pelatihan kontra terorisme. "Kami akan terus meninjau pertahanan dan kegiatan bilateral lainnya," kata mereka.
Canberra juga telah menempatkan satu mekanisme untuk mencegah para pemimpin kudeta dari perjalanan ke Australia. Australia telah meminta militer Thailand untuk menetapkan rencana kembali ke demokrasi dan supremasi hukum sesegera mungkin, untuk menahan diri dari penahanan sewenang-wenang dan melepaskan mereka yang ditahan karena alasan politik.