Ahad 01 Jun 2014 20:58 WIB

Pemkot Solo Usul 1 Juni Hari Besar Nasional

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Nidia Zuraya
Pancasila
Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, sepertinya tak kenal jenuh memperjuangkan 1 Juni, Hari Lahir Pancasila ditetapkan sebagai hari besar nasional. ''Sudah selama 19 tahun memperjuangan hari lahir Pancasila sebagai hari besar nasional. Namun, hingga kini pemerintah pusat belum juga menyetujui,'' kata Walikota Solo, Hadi Rudyatmo, usai mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di halaman Balikota, Ahad (1/6).

Walikota terus memperjuangkan 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Dan, 1 Juni sebagai hari besar nasional yang harus diperingati.

Menurut Rudy, panggilan akrab Walikota, pihaknya telah berulang kali mengirim surat kepada pemerintah pusat. Namun, hingga kini belum ada jawaban. Meski belum ada jawaban, diakui terdapat sejumlah perubahan di pemerintah pusat terkait peringatan 1 Juni.

''Belum ada jawaban, tetapi ada perhatian. Perubahan itu yakni adanya Sidang MPR yang menyampaikan peringatan pidato Bung Karno. Kemudian, lahirnya 4 pilar berbangsa dan bernegara itu salah satu penguat dan informasi yang saya dapatkan tahun ini ada peringatan Hari Lahir Pancasila," paparnya.

Sepengetahuan Rudy, baru Solo yang memperingati Hari Lahir Pancasila secara rutin. Sedangkan secara kepartaian. PDI Perjuangan selalu memperingati 1 Juni, karena itu merupakan ideologi partai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement