REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah membayangkan proses pergantian presiden pada 20 Oktober mendatang. Ia menginginkan ketika pergantian terjadi, dilakukan penghormatan militer secara layak. Ia menilai prosesi itu akan menjadi titik awal tradisi politik yang baru di tanah air.
"Saya merancang sebuah tradisi baru pada 20 Oktober 2014. Setelah sama-sama menghadiri sidang MPR, saya akan bersiap di istana untuk menyambut presiden baru dengan upacara militer yang baik, yang baru dan yang lama," katanya saat saat memberikan pengarahan kepada perwira tinggi TNI/Polri di Kementerian Pertahanan, Senin (2/6).
Menurutnya, dengan prosesi itu akan memberikan dampak luas terhadap masyarakat. Bahkan, dampaknya pun akan terasa di jajaran TNI/Polri. Ia beranggapan, TNI/Polri pun merasa memiliki peran dalam pemerintahan tanpa harus terjun dalam politik.
Ia pun meminta sebelum hal itu terjadi, maka proses politik jelang pilpres 2014 harus dijalankan dan diamanakan oleh TNI/Polri. Lembaga itu, sudah seharusnya diperlakukan secara bermartabat, layak, dan berkualitas.
"Kedua pasangan ini punya kedudukan yang sama. Siapapun yang terpilih nanti, saya akan sambut dengan penuh penghormatan," katanya.