REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Presiden (Pilpres) diyakini tidak berpengaruh terhadap inflasi. "Tidak melihat ada pengaruhnya pada inflasi," kata Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani, Senin (2/6).
Menurut Franky, baik pemilu legislatif atau presiden biasanya tidak berpengaruh pada inflasi. Sejauh tidak ada keputusan yang signifikan dari pemerintah, inflasi akan cenderung aman.
Inflasi terjadi pengaruh terbesarnya yakni di kebutuhan pokok. Pada kebutuhan pokok terkait dengan suplai. Sehingga apabila suplai terganggu akan berpengaruh pada harga. Pemilu tahun ini tidak ada mendorong ke arah tersebut. Sebab tidak ada kebijakan yang mengarah ke sektor tersebut.
Franky mengatakan, tahun ini Pilpres bersamaan dengan bulan puasa. Setiap tahunnya harga kebutuhan pokok pada bulan puasa ada yang melonjak dibeberapa sektor. Misalnya, harga gandum dunia naik otomatis akan berimbas pada kenaikan harga terigu. Hal ini yang mendorong adanya kenaikan harga.
Franky juga menjelaskan, Pilpres nanti akan berimbas pada laju ekonomi Indonesia. Menurutnya, pada pemilu kali ini Indonesia akan mengalami pergantian presiden, tak ada lagi periode berkelanjutan bagi presiden sebelumnya. "Para pelaku ekonomi baik di dalam maupun luar negeri sudah memiliki bayangan bagi presiden yang nantinya akan menjabat. Calon saat ini sudah menjadi bahan pertimbangan para investor," paparnya.