REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Raja Spanyol, Juan Carlos akhirnya memutuskan turun tahta demi mendukung anaknya, Putra Mahkota Felipe sebagai raja berikutnya. Raja yang sudah memimpin selama 39 tahun terakhir itu menyampaikan niatnya melalui sebuah pidato di televisi pada Senin (2/6) waktu setempat.
Beberapa jam setelah Perdana Menteri Mariano Rajoy menyampaikan kabar tersebut, Carlos menjelaskan keputusannya itu melalui televisi dan radio lokal. Dia menyoroti dirinya sendiri yang berniat melakukan transformasi di Spanyol dalam rangka transisi negara ke bentuk demokrasi.
"Hari ini, ketika aku melihat ke sejarah di belakang, aku merasa bangga dan menyampaikan terima kasih untuk kalian semua," ujar Carlos, dilansir dari the Guardian, Senin (2/6).
Keputusan untuk mundur itu, kata Carlos, dibuat setelah ulang tahunnya ke-76 pada Januari lalu. Anaknya, Felipe sudah mumpuni dalam merangkul orang-orang Spanyol, serta memiliki kematangan, kesiapan, dan rasa tanggung jawab sebagai kepala negara. Itu membuka sebuah era baru yang menggabungkan pengalaman dan momentum generasi baru.
Salah satu raja yang paling populer di dunia itu baru-baru ini juga terganggu dengan serangkaian skandal yang telah menjatuhkan popularitasnya. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan El Mundo tahun lalu menyebutkan bahwa hampir dua pertiga rakyat Spanyol menginginkan Sang Raja turun tahta.
Pangeran Felipe pun dinilai layak untuk melanjutkan tampuk kekuasaan karena dia sudah memiliki segudang pengalaman, seperti fasih berbahasa Inggris, Prancis, dan Spanyol. Dia juga setahun belajar di Kanada sebelum ikut pelatihan militer selama tiga tahun di Spanyol. Dia meraih gelar Sarjana Hukum di Madrid, Master Hubungan Internasional di Universitas Georgetown di Washington.