REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Persatuan Hamas dan Fatah yang ditandai dengan pembentukan kabinet bersatu Palestina adalah modal penting untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa tersebut. Hal ini dikatakan oleh Hery Sucipto, Direktur Pusat Kajian Timur Tengah di Universitas Muhammadiyah jakarta, Selasa (3/6).
Ia mengatakan jika langkah yang diambil oleh Palestina merupakan hal yang sangat produktif. Langkah ini menjadi tonggak baru bagi palestina untuk semakin mendekat pada cita-cita mereka yang menginginkan kemerdekaan. Persatuan juga dinilai akan mempermudah terwujudnya negara yang bersatu dan berdaulat, sesuai dengan harapan rakyat Palestina.
Meski demikian, Hery tidak meragukan adanya jalan berliku untuk mencapai cita-cita Palestina tersebut. Hal ini terutama disebabkan adanya pertentangan besar dari Israel terhadap persatuan Palestina. Israel bahkan mendesak internasional untuk tidak mengakui pemerintahan bersatu Palestina.
"Persatuan ini merupakan pengorbanan besar bagi para pihak yang berkonflik di Palestina," ujar Hery. Kedua pihak dikatakan oleh Hery harus menahan ego masing-masing, yang mana mempunyai cara berbeda untuk mewujudkan visi mereka yaitu mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Meski tidak seluruh anggota kelompok Hamas dan Fatah yang bersatu secara nyata, namun Pemerintah Palestina yang bersatu sudah menjadi langkah tepat untuk melawan penjajahan yang terjadi selama ini. Persatuan akan menunjukan kekuatan baru Palestina di mata internasional, yang dinilai cukup lemah selama ini.