REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH – Empat dekade lalu, Muslimah Kamboja menjadi korban kejahatan seksual ketika era Khmer Merah berkuasa. "Mereka membenci Muslim. Mereka lakukan pelecehan," kata salah seorang korban seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (4/6).
Ketika Khmer Merah berkuasa, lebih dari 400 ribu Muslim dibunuh. Sebagian besar masjid dihancurkan. Fakta ini dilaporkan Proyek Pertahanan Kamboja (CDP) yang menyebut agama telah dimatikan pada masa Khmer Merah.
Menurut laporan terse but, sekitar 150 orang saksi mengaku komunitas Muslim menjadi target karena perbedaan bahasa, makanan, pakaian dan cars beribadah. "Pelecehan sensual merupakan met ode efektif dal am menekan kalangan minoritas," kata laporan tersebut.
Sementara itu, penulis buku " The Hijab Kamboja : Memories of Cham Muslim, Akademisi Farina So memaparkan Muslimah Kamboja kerap dipaksa menikah guna menurunkan populasi Muslim. Pemaksaan ini merupakan proyek pemerintah yang dimulai sejak 1970. Selain itu, penulis juga mengungkap banyaknya kasus perkosaan dan kekerasan seksual pada masa itu.