REPUBLIKA.CO.ID, JUNEAU -- Satu gunung berapi Alaska yang menyemburkan abu dan lahar selama bertahun-tahun mulai meletus dengan intensitas baru pekan ini, mengeluarkan gumpalan asap dan abu setinggi 7.315 meter. Demikian kata pihak berwenang pada Selasa.
Letusan masih terjadi cukup keras sehingga para ahli Observatorium Gunung Berapi Alaska mengeluarkan peringatan siaga merah pertama sejak tahun 2009, ketika Gunung Redoubt mengeluarkan serangkaian letusan yang menyemburkan abu setinggi 15.240 meter.
"Ini berarti gunung itu dapat meletus selama beberapa pekan atau bahkan beberapa bulan," kata geologis riset observatorium itu Michelle Coombs mengenai peringatan itu.
"Saya tidak mengira kita akan berada dalam siaga merah yang lama, tetapi kita mengharapkan itu hanya berlangsung sebentar seperti masa lalu,'' katanya.
Coombs mengatakan daerah-daerah yang terkena dampak letusan itu tidak berpenduduk kecuali untuk tujuan berburu.
Pada ahli geologi pertama mengeluarkan peringatan siaga pada Senin malam. Sejak itu gulungan abu mencapai ketinggian 7.315 meter pada Selasa pagi.
"Sekarang, dengan cuaca cerah, abu berada dalam keadaan yang tidak berbahaya," kata Coombs. "Kami memperoleh banyak laporan pilot dan banyak foto yang bagus, sehingga kami dapat mengawasinya.
Pavlof terletak di bawah satu rute yang sering digunakan pesawat yang terbang antara Amerika Utara dan Asia.
''Tetapi, pesawat-pesawat itu biasanya terbang pada ketinggian 9.144 meter dan mungkin tidak terkena dampak abu di tingkat yang lebih rendah,'' kata pakar observatorium itu.