Kamis 05 Jun 2014 21:34 WIB

Kodim Geladi Posko Penanganan Bencana Gunung Api

Gunung Sindoro di Temanggung, Jawa Tengah.
Foto: Antar/aAnis Efizudin
Gunung Sindoro di Temanggung, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Sejumlah anggota TNI mengikuti geladi Posko I Kodim 0706 Temanggung Pamungkas Sakti XLIX 2014 untuk penanganan bencana alam gunung berapi.

Kasi 2 Ops Korem 072 Pamungkas Letkol Inf Joao Xavier Barreto Nunes di Temanggung, Kamis, mengatakan geladi posko itu, untuk mengantisipasi bencana alam yang ditimbulkan oleh gunung berapi, terutama Gunung Sindoro yang pernah aktif pada 2011.

Ia mengatakan tujuan geladi itu, apabila terjadi bencana alam maka seluruh anggota TNI sudah siap untuk menanganinya.

Namun demikian, katanya, bencana sama sekali tidak diharapkan.

"Kegiatan ini sebagai langkah antisipasi saja, karena sewaktu-waktu bencana alam bisa saja terjadi," katanya.

Ia mengatakan geladi posko untuk memberikan bekal pengetahuan dan strategi kepada dandim dan para staf, baik staf satu, dua, hingga staf keempat. Geladi posko kali ini, khusus untuk menangani bencana alam yang ditimbulkan oleh gunung berapi, mulai dari mitigasi awal hingga penanganan evakuasi korban dan pemetaan wilayah.

Temanggung memiliki dua gunung, yakni Sumbing dan Sindoro.

Ia menyebut saat ini kedua gunung itu dalam keadaan tidur, namun untuk Gunung Sindoro pernah aktif sehingga perlu kewaspadaan.

"Berdasarkan pengalaman di Medan, Gunung Sinabung sama persis dengan Sindoro sudah tidur lama, tiba-tiba kembali aktif. Guna mengantisipasi hal-hal semacam itu kami berikan kemampuan itu kepada dandim dan para staf, sewaktu-waktu terjadi bencana alam dari gunung sudah siap menghadapi," katanya.

Ia mengatakan geladi posko digelar selama tiga hari ke depan. Peserta geladi melakukan simulasi penanganan kejadian dengan harapan semua ilmu yang didapat pada geladi ditularkan kepada semua anggota di seluruh Temanggung.

Ia mengatakan seharusnya geladi posko bencana alam tidak hanya dilakukan oleh TNI, tetapi semua lembaga pemerintahan ikut melakukan, seperti kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan pemkab.

"Semuanya harus melakukan, apalagi bisa dilakukan bersama-sama akan lebih baik sehingga semua kebutuhan bisa tercakup, karena koordinasi itu sangat penting. Koordinasi pada saat bencana alam terjadi dengan geladi posko itu berbeda, lebih susah dilakukan saat menangani kejadian maka perlu pelatihan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement