REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 48.614 eksemplar buku diwakafkan warga Bandung. Ini merupakan bagian persiapan menuju Bandung World Book 2017. Buku wakaf tersebut selanjutnya memecahkan rekor dengan kategori 'wakaf buku terbanyak'
Sebanyak 45 ribu pelajar mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) hadir untuk menerima buku secara gratis. Pewakafan buku sendiri terdiri dari empat sektor. Hal itu dilakukan untuk menyesuaikan jenis buku yang diwakafkan.
Adapun keempat sektor itu , yakni SD sebanyak 15 ribu siswa , SMP 10 ribu siswa, SMA serta SMK 20 ribu. Kemudian untuk mahasiswa dan Umum diperkiran mencapai 5 ribu orang. “Jadi nanti buku yang diwakafkan pun sesuai dengan kriteria dan usia pembaca," ujar Anwaruddin, Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jabar, Ahad (8/6).
Buku tersebut menurut Anwar diperoleh dari swadaya masyarakat. Kemudian diwakafkan kepada para pelajar, masyarakat umum, juga Taman Bacaan, dan Perpustakaan.
Dengan angka sebesar itu, Kota Bandung memacahkan rekor Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Sebelumnya rekor tersebut dipegang oleh Banten dan Batam.
Batam memecahkan rekor milik Banten dengan 24.058 buku dalam waktu kurang dari 24 jam. Namun untuk membaca serempak hanya dilakukan pencatat saja. Sebab hingga saat ini Lampung masih memegang rekor dengan 70 ribu pembaca.
Erwan Juhara ketua penyelenggara mengatakan, sebenarnya acara ini merupakan peringatan Hari Buku Nasional (HBN), yang biasa diperingati setiap 17 Mei. Namun karena Wali Kota Bandung berhalangan , acara digeser menjadi 8 Juni. Akhirnya sampai hari penyelenggaraan Ridwan Kamil Walikota Bandung tidak bisa hadir juga.
"Tentu kecewa dengan tidak hadirnya Walikota, padahal yang diberikan penghargaan itu Kota Bandung," sesal Erwan.
Peristiwa tersebut tidak hanya semata-mata pemecahan rekor. Melainkan untuk membangkitkan budaya membaca, terutama masyarakat Kota Bandung. Anwarudin mengatakan terselenggaranya acara itu, menunjukan tingginya kepedulian warga Bandung terhadap gerakan membaca.
Hal tersebut di benarkan oleh Ketua Umum Ikapi Pusat Lucya Andam Dewi . Menurutnya penyelenggaran HBN yang diikuti dengan wakaf buku terbanyak, merupakan kebangkitan literasasi. "Saya harap dengan adanya ini, dapat memotivasi untuk membaca," imbau Lucy.
Lucy juga berharap dengan pemecahan rekor itu, dapat meningkatkan minat baca. Apalagi UNESCO menilai minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Kata Lusy acara seperti ini seharusnya dapat menyadarkan khalayak mengenai pentingnya membaca.
Sementara itu Rita Valita (17) siswi SMA itu mengaku senang dengan adanya pembagian buku gratis. Lantaran hal dapat memicu dirinya beserta teman sejawat untuk giat membaca."Jadi dengan buku gratis tidak ada alasan lagi malas baca buku," papar Rita.
Selain itu dengan pemecahan rekor tersebut dirinya juga merasa bangga dengan kota Bandung. Namun jangan hanya sebagai acara seremonial belaka, tapi juga harus ada aksi nyatanya. Seperti pemerintah menyediakan fasilitas membaca.