Senin 09 Jun 2014 14:14 WIB

Mbah Idris Kiai Kharismatik Rujukan Para Tokoh

Rep: Indah Wulandari/c30/ Red: Joko Sadewo
 Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (kiri) bersilaturahmi dengan KH Idris Marzuki dan sejumlah kiai di Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Foto: Antara
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (kiri) bersilaturahmi dengan KH Idris Marzuki dan sejumlah kiai di Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa menyatakan bela sungkawa yang mendalam dan merasa sangat kehilangan dan berduka terhadap wafatnya almarhum KH Idris Marzuki.

"Saya merasa sangat kehilangan. Beliau adalah guru yang sangat saya segani," ujar Ali, yang sedang dalam perjalanan takziah ke Lirboyo Kediri.

Menurut Ali, almarhum adalah sosok kiai besar yang sederhana. "Almarhum Mbah Kiai Idris begitu alim dan zuhud. Seluruh hidupnya diabdikan untuk pengembangan ilmu pesantren, santri, dan umat. Beliau juga konsisten menyebarkan Islam Rahmatan lil 'alamin," ujarnya.

Selain itu, imbuh Ali, almarhum adalah kiai yang selalu menjadi rujukan para pemimpin negara. "Sangat sering almarhum disowani para tokoh nasional atau lokal. Dari situ terlihat bahwa almarhum memiliki kebaikan budi yang nasihatnya selalu dijadikan rujukan oleh para tokoh dan pemimpin sebelum mengambil kebijakan atau keputusan," terang Anggota Badan Pemeriksa Keuangan ini.

Almarhum wafat pada pukul 09:40 di Rumah Sakit (RS) Dr. Soetomo, Surabaya. Rencananya, almarhum akan dimakamkan malam ini, pukul 20.00 WIB, di pemakaman keluarga Lirboyo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement