Rabu 11 Jun 2014 10:15 WIB

Kekeringan Mulai Landa Lahan Pertanian Sukabumi

kekeringan - ilustrasi
kekeringan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Musim kemarau yang terjadi di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi menyebabkan beberapa hektare lahan pertanian di wilayah tersebut mulai dilanda kekeringan.

"Untuk luas lahan pertanian khususnya sawah masih dalam pendataan, namun kami memperkirakan sudah mencapai puluhan hektare yang menyebabkan banyak petani di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi seperti di Kecamatan Surade tidak berani menanam padi," kata Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade Sahlan kepada wartawan, Rabu (11/6).

Menurut Sahlan, dari pantaun pihaknya sudah ada beberapa hektare lahan pertanian yang kondisinya mengkhawatirkan atau terancam puso atau gagal panen. Diakuinya, mayoritas lahan pertanian di wilayah selatan ini sangat mengandalkan hujan atau sawah tadah hujan, sehingga jika musim kemarau tiba puluhan hingga ratusan hektare lahan pertanian puso dan kekeringan.

Lebih lanjut, awalnya petani mengira hujan akan turun sepanjang tahun, karena curah hujan yang tinggi sejak awal tahun. Namun memasuki pertengahan tahun ini masuk musim kemarau atau pancaroba sehingga pasokan air hujan yang ditampung sudah menipis dan di beberapa daerah sudah kering.

"Untuk antisipasi terjadinya puso, banyak petani yang beralih menanam padi ke palawija karena kondisi lahan yang sudah kering. Walaupun masih ada petani yang menanam padi, mereka menanam padi jenis gogo atau padi ladang yang tidak menggunakan air yang banyak saat ditanamnya," tambahnya.

Berbeda dengan lahan pertanian di wilayah utara Kabupaten Sukabumi seperti di Kecamatan Sukaraja yang saat ini kondisi lahan pertanian masih banyak ditanami padi karena, curah hujan yang cukup tinggi sepanjang harinya.

Seperti dikatakan oleh salah seorang petani di Kecamatan Sukaraja, Manan bahwa pihaknya persediaan air masih mencukupi karena curah hujan yang tinggi dan pihaknya berharap hujan bisa turun sepanjang tahun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement