REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui dirinya saat ini sudah mulai sulit menghubugi Gubernur Nonaktif Joko Widodo. Namun, kesulitan diakui Ahok bukan berasal dari kesibukan Jokowi selama berkampanye, melainkan kendala teknis seperti sinyal saat dalam penerbangan.
"Teleponnya agak susah karena kadang (Jokowi) lagi di pesawat kan. Kemarin nelpon enggak nyambung, tapi dia langsung nelpon balik pas saya mimpin rapat,” ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (11/6).
Dikatakan Ahok, selama ini dirinya masih tetap berkomunikasi secara intens dengan Jokowi membahas urusan Jakarta meskipun nonaktif sementara sebagai gubernur DKI Jakarta. Hal itu dilakukan karena ada beberapa urusan terkait kebijakan Pemprov DKI yang harus dikonsultasikan bersama.
“Dia nanya ada masalah enggak? Saya jawab aman Bos," tutur mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Sebelumnya, Ahok sempat mengeluhkan setelah ditinggal Jokowi, banyak surat-surat yang mesti ia baca dan tandatangani setiap hari. Hal itu berbeda ketika ia masih menjadi wakil gubernur, dimana ia cukup membubuhi paraf kemudian mendisposisikan ke Gubernur.
Oleh karenanya, saat menjadi Plt Gubernur ia lebih memilih menghabiskan waktu di kantor dengan tidak mengikuti gaya blusukan Jokowi. Ia juga sudah mengurangi sejumlah jadwal pertemuan di luar kantor. Terhitung selama 10 hari menjabat sebagai Plt, Ahok baru dua kali memantau langsung wilayah di Jakarta yakni bantaran sungai Ciliwung di Pancoran dan Kantor Kecamatan Tebet. Itu pun dilakukan sembari mengadakan kunjungan kerja acara Pemprov DKI Jakarta.
"Ini namanya sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Ini gaya blusukan versi Ahok," seloroh Ahok usai Sidak di Kecamatan Tebet Selasa kemarin.