REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Bentuknya mungkin sangat kecil dan bahkan kasat mata, namun ekosistem kecil ini dapat membantu manusia mendaur ulang sampah plastik di lautan. Atau setidaknya dapat membantu menenggelamkan sampah-sampah plastik tersebut.
Mahluk dan tanaman mikroskopik ternyata dapat membantu mengurangi sampah plastik di permukaan laut. Tidak hanya dengan cara 'memakan” plastik tersebut tapi juga dengan cara menenggelamkan potongan-potongan kecil sampah plastik itu ke dasar laut. Kesimpulan ini terungkap dalam riset terbaru yang dilakukan pakar dari Universitas Australia Barat yang dirilis Jum'at (20/6) kemarin.
Menurut ahli kelautan dari Universitas Australia Barat, ada jutaan ton puing-puing sampah plastik yang mengambang di seluruh perairan di dunia. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah PLoS ONE, ini menganalisis lebih dari 1.000 gambar dari bahan yang melayang-layang di sepanjang pantai Australia.
Dari studi ini diketahui ternyata ada semacam komunitas biologis yang hidup di partikel kecil dari puing-puing sampah plastik tersebut yang dikenal sebagai mikroplastik. Hewan mikroplastik ini sebenarnya ada juga ditemukan di tempat lain, tapi ini merupakan upaya pendokumentasian mikroplastik pertama yang dilakukan di perairan Australia.
Penelitian ini juga banyak menemukan jenis mikroba baru dan invertebrata yang dicatat untuk pertama kalinya.
"Proses daur ulang biologis tampaknya terjadi di laut," kata ahli kelautan Julia Reisser
"Saya sangat bersemangat untuk dapat mengetahui hal ini karena mikroba pemakan plastik ini dapat memberikan solusi bagi praktek penangggulangan sampah plastik di darat,” katanya.
Namun dibalik kabar gembira ini, pakar juga memperingatkan kalau mikroplastik memiliki partikel yang ukurannya 5 milimeter lebih kecil dapat berubah menjadi ancaman bagi lingkungan alami pantai yang sifatnya terbuka.
Program lingkungan PBB memperkirakan tahun 2012 lalu ada 13 ribu liter mikroplastik yang ditemukan di setiap kilometer persegi laut, dan laut dikawasan utara pasifik merupakan yang terparah terkena dampaknya.
Namun peneliti juga menemukan bukti adanya mahluk yang lebih komplek daripada mikroplastik. Dan itu meningkatkan kekhawatiran kalau organisme kecil lain bisa ikut mengkonsumsi mikroba pemakan plastik ini dan mengalami keracunan. Bukti kondisi ini juga turut ditemukan di dalam sampah laut.
AFP/ABC