Ahad 29 Jun 2014 17:51 WIB

Kelompok Pro-Rusia Bebaskan Pengamat OSCE

Rep: c66/ Red: Joko Sadewo
Pasukan separatis Ukraina proRusia. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Maxim Zmeyev
Pasukan separatis Ukraina proRusia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Kelompok separatis pro-Rusia membebaskan empat pengamat Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE), Sabtu (28/6). Dengan pembebasan ini, seluruh pengamat OSCE yang telah ditahan oleh kelompok pro-Rusia resmi dilepaskan.

Sebanyak delapan pengamat OSCE ditahan oleh pasukan pro-Rusia pada akhir Mei lalu. Kelompok pengamat tak bersenjata dari organisasi yang bermarkas di Wina ini terbagi menjadi dua tim, yang masing -masing terdiri dari empat orang. Di antara delapan pengamat OSCE yang ditahan, satu dilaporkan juga bekerja sebagai penerjemah Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta pada kelompok separatis negara itu untuk membebaskan seluruh tahanan OSCE. Putin meminta pembebasan pada kelompok pro-Rusia, yang mana dilakukan dengan persyaratan gencatan senjata antara pasukan Ukraina dan kelompok itu.

Tim pertama mengalami penahanan di sekitar wilayah Donetsk pada 26 Mei lalu. Sementara itu, tim kedua diculik oleh kelompok pro-Rusia di wilayah Lugansk, tiga hari setelahnya. Pembebasan para pengamat OSCE ini dilakukan setelah Presiden Ukraina, Petro Poroshenko mengumumkan perpanjangan genjatan senjata hingga Senin (30/6) malam.

Pada Jumat (27/6) dini hari, tim pertama telah dibebaskan. Juru bicara kelompok pro-Rusia mengatakan tim kedua akan dibebaskan dan ditunjukan pada publik di sebuah hotel di Donetsk.

Sebanyak empat orang pengamat OSCE, yang terdiri dari tiga pria dan satu wanita dilaporkan tiba di hotel daan telah ditunggu oleh perwakilan organisasi tersebut. Seorang saksi mata melaporkan, sebelum masuk ke hotel, empat pengamat ini diantar hingga depan pintu masuk hotel oleh kelompok bersenjata.

Kelompok pengamat OSCE dikirim ke Ukraina untuk mengamati konflik dan situasi, sebagai bagian dari perjanjian empat arah yang disepakati di Jenewa, April lalu. Perjanjian yang dibuat oleh negara-negara Uni Eropa ini bertujuan untuk meredakan krisis di Ukraina Timur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement