Rabu 02 Jul 2014 14:30 WIB

Birokrasi Dinilai Masih Jadi Hambatan Riset Iptek

Riset di Laboratorium (ilustrasi)
Riset di Laboratorium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengajar Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB), Evo S Hariandja mengatakan birokrasi masih menjadi hambatan dalam riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.

"Hambatan birokrasi harus dipangkas dan dipersingkat. Industri maju dengan cepat dan sudah seharusnya lembaga riset juga bergerak sesuai dengan tuntutan pasar," kata Evo S Hariandja dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Evo menilai riset tanpa implementasi di dunia industri dan sektor lainnya bagaikan kertas yang isinya hanya dipajang. Menurut Evo, setiap perguruan tinggi dan lembaga riset memiliki kekuatan dan keunikan yang berbeda.

Masalahnya, selema ini lembaga itu sibuk dengan urusan birokrasinya sendiri tanpa melihat dunia industri bergerak dengan cepat.

"Industri bergerak cepat untuk memenuhi tuntutan kebutuhan konsumennya. Sementara birokrasi yang ada sangat lambat dan riset hanya menonjolkan keegoan sendiri. Ini akan menjadi penyesalan di kemudian hari," tuturnya.

Sebelumnya, saat debat calon wakil presiden yang diikuti Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla pada Minggu (29/6) malam, moderator Dwikorita Karnawati menanyakan tentang masuknya produk teknologi dari luar negeri.

Hatta menanggapi pertanyaan itu dengan menyatakan pentingnya regulasi untuk mempermudah pelaku inovasi dan menekan perusahaan melakukan riset.

Sedangkan Jusuf Kalla menanggapi pernyataan itu dengan menyatakan pentingnya aturan industri negara lain yang masuk Indonesia harus berkontribusi pada industri dalam negeri. Harus ada batasan tarif untuk memberdayakan pelaku inovasi.

Pemilu Presiden 2014 akan diselenggarakan pada 9 Juli dan diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut dua.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement