REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Pelaksana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan resapan air laut utara Jakarta belum sampai ke permukaan tanah Monumen Nasional. Pria yang disapa Ahok itu beralasan sejauh ini Pemprov DKI telah melakukan beberapa penelitian terkait pergerakan resapan air laut.
"Kita udah tes (belum) kok, makanya kita bisa berdebat karena kita udah pelajari itu," kata Ahok di Balai Kota, Kamis (3/7).
Ahok mengatakan adapun terasa asinnya air tanah di wilayah Monas bukan berasal dari serapan air laut. Pasalnya, beberapa wilayah yang bersebelahan dengan Monas yang lebih dekat dengan laut utara Jakarta justru belum terindikasi terkena resapan.
"Saya kan anak geologi juga, jadi itu air asin yang di tes itu adalah asin air purba dulu, masih bisa berdebatlah soal itu, saya lebih percaya sama teorilah," ujar Ahok.
Namun, untuk usulan memperbanyak sumur resapan di Jakarta, Ahok sepakat untuk itu. Adanya sumur resapan selain berfungsi untuk mencegah banjir saat musim hujan juga dapat memperbaiki struktur permukaan tanah.
Dalam beberapa kesempatan Ahok mengatakan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta tengah berupaya memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta khususnya di daerah rendah yang rawan banjir.
"Jadi kalau musim kemarau bisa jadi taman, kalau musim hujan dijadikan cembung biar larinya (air) kesitu," kata Ahok.
Sebelumnya laporan organisasi lingkungan hidup mengatakan kondisi Jakarta yang semakin padat membuat daerah resapan air semakin berkurangnya. Akibatnya, ada fenomena penurunan tanah di daerah utara Jakarta yang berdekatan dengan laut. Bahkan, di sebut air laut telah merembes sampai kawasan Monas.