Jumat 04 Jul 2014 18:02 WIB

Sejak 2009, Indeks Demokrasi Indonesia Cenderung Menurun

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Mansyur Faqih
Suryamin
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Suryamin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks demokrasi Indonesia (IDI) secara nasional pada 2013 sebesar 63,68 (dalam skala 0-100). Angka itu naik 1,05 poin bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang nilainya 62,63.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, kenaikan nilai IDI tersebut dipengaruhi oleh perubahan tiga aspek demokrasi. Yaitu, kebebasan sipil (civil liberty) yang naik 1,06 poin dari 77,94 pada 2012 menjadi 79,00 pada 2013; hak politik (political rights) sebesar 46,25 atau relatif sama dengan 2012 sebesar 46,33, dan; lembaga demokrasi (institution of democracy) yang naik 2,83 poin dari 69,28 pada 2012 menjadi 72,11 pada 2013.

Meski pun mengalami peningkatan dalam setahun belakangan, namun perkembangan IDI dari 2009 sampai tahun lalu cukup fluktuatif, bahkan cenderung menurun. Yakni sebesar 67,30 pada 2009; 63,17 pada 2010; 65,48 pada 2011; 62,63 pada 2012, dan; 63,68 pada 2013. 

"Selama lima tahun terakhir, tingkat demokrasi Indonesia masih tetap berada pada kategori sedang," kata Suryamin dalam jumpa pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (4/7).

Ia menjelaskan, IDI 2013 disusun berdasarkan evidence based (kejadian). Sehingga potret yang dihasilkan bisa disebut sebagai refleksi atas realitas yang terjadi. 

Ada 11 variabel dan 28 indikator yang diukur dalam penelitian ini. Dua variabel di antaranya mengalami penurunan skor bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertama adalah kebebasan berkeyakinan yang turun 2,66 poin dari 83, 79 pada 2012 menjadi 81,13 pada 2013. Selanjutnya, peran partai politik juga turun sebesar 16,01 poin dari 69,52 pada 2012 menjadi 53,51 pada 2013.

Pengumpulan data IDI dilakukan dengan cara mengombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Yakni lewat pengodean (coding) suratkabar dan dokumen tertulis yang sesuai dengan indikator IDI.  

Temuan-temuan tersebut lalu diverifikasi dan dielaborasi melalui focus group discussion (FGD). Selanjutnya, data yang telah terkumpul tersebut diverifikasi lewat wawancara mendalam dengan nara sumber yang kompeten memberikan indikator IDI.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement