REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Pimpinan pondok pesantren (Ponpes) Al-Hikam II, Dr. H. Arif Zamhari, menyatakan 'Black Campaign' dalam sistem demokrasi justru mencederai praktek demokrasi.
"Esensi dari demokrasi adalah untuk mewujudkan suatu kebajikan di pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat," ujar Arif saat diwawancarai Republika pada Sabtu (5/7) siang di Depok.
Jika cara memperoleh kekuasaan yang baik itu dilakukan dengan 'black campaign' terhadap salah satu capres-cawapres, maka ini justru mencederai esensi demokrasi.
Menurut Arif, orang yang meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, termasuk 'Black Campaign', maka bisa dipastikan orang itu akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya.
Kenapa harus 'Black Campaign'? Kenapa para tim sukses capres-cawapres tidak menampilkan dan mengunggulkan sosok masing-masing calon yang didukung daripada menjelekkan seseorang?
Mungkin saja, 'black campaign' muncul saat ini karena mereka tidak bisa melawan saingannya, kecuali dengan 'black sampaign'. "Pasalnya, saingannya tidak punya kejelekan-kejelekan di masa lalu," ungkap Arif.