REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei elektabilitas calon presiden tiga hari menjelang pertarungan presiden 9 juli nanti. Untuk pertama kalinya Survei tersebut menunjukan tren berbeda. Selisih elektabilitas kedua capres kembali melebar, Senin (7/7).
Sejak September 2013 hingga akhir Juni 2014, tren elektabilitas kedua capres terus mengecil. Namun, di awal Juli ini tren elektabilitas capres justru berbalik.
"Banyak dinamika dalam tiga hari ini, untuk pertama kalinya ada selisih yang melebar antara Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta, ini tren baru," kata peneliti LSI Fitri Hari, di Gedung LSI, Senin (7/7).
Pada hasil survei kali ini yang dilakukan 2-5 Juli 2014, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh dukungan sebesar 44,20 persen. Sementara Jokowi-JK memperoleh dukungan sebesar 47,80 persen. Selisih elektabilitasnya keduanya sebesar 3,60 persen.
Pada survei terakhir LSI yang dilakukan 25-29 Juni 2014 selisih kedua capres hanya berjarak 0,5 persen. Sedangkan pemilih yang belum menentukan sangat besar, mencapai 8 persen.
"Makanya dengan selisih 3,6 persen keduanya masih berpeluang menang, masih bisa berubah jika bisa mengambil hati pemilih mengambang," ujar Fitri.
Survei ini dikumpulkan 2-5 juli 2014 dengan metode Multistage random sampling pada 2400 responden. Survey dilakukan dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner. Margin of error kurang lebih 2,0 persen.
Survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif FDG di tujuh ibu kota provinsi terbesar Indonesia, In Depth Interview, serta analisis media nasional.