Kamis 10 Jul 2014 15:26 WIB

Wah, Cina Curi Data Pekerja AS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Bendera Cina dan AS
Foto: AP PHOTO/Andy Wong
Bendera Cina dan AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Para hacker Cina dilaporkan mencuri data para pekerja Amerika Serikat. Mereka meretas masuk ke dalam jaringan komputer badan pemerintah Amerika Serikat yang menyimpan informasi personal karyawan AS pada Maret.

Dilansir dari New York Times, pejabat senior Amerika mengatakan para peretas sepertinya telah menargetkan data puluhan ribu karyawannya yang telah mengajukan izin keamanan rahasia tingkat tinggi. Para peretas tersebut mengakses sejumlah database dari Kantor Manajemen Personel sebelum otoritas federal mengetahui ancaman tersebut dan menghalangi mereka dari jaringannya.

Namun, masih belum jelas seberapa jauh para peretas tersebut berhasil masuk ke dalam sistem badan tersebut dimana para pemohan izin keamanan telah memasukkan daftar kontak asingnya, pekerjaan sebelumnya, dan informasi pribadi lainnya seperti penggunaan obat-obatan.

Pejabat senior departemen keamanan dalam negeri mengkonfirmasi serangan tersebut telah terjadi. Namun, lanjutnya, saat ini tak satupun dari badan personel dan keamanan dalam negeri telah mengidentifikasi adanya kehilangan dari informasi personel. Pejabat tersebut mengatakan tim tanggap darurat telah ditugaskan untuk menilai dan mengurangi resiko.

Pejabat senior Amerika mengatakan serangan tersebut juga diusut ke Cina. Meskipun begitu, masih belum jelas apakah para peretas tersebut merupakan bagian dari pemerintah Cina. Pengungkapan ini disampaikan ketika pejabat delegasi senior Amerika yang dipimpin oleh Menlu AS John Kerry tengah berada di Beijing untuk menghadiri dialog ekonomi dan strategi tahunan.

Penyusupan komputer telah menjadi bahan diskusi utama dan perselisihan pendapat antar kedua negara. Cina pun menunjukan bukti yang dibocorkan oleh Edward Snowden bahwa NSA telah meretas sistem komputer Huawei serta meretas pembicaraan para pemimpin Cina dan militer.

Menurut pejabat Amerika, serangan terhadap kantor manajemen personal itu diketahui. Karena meskipun para hacker mencoba meretas server pemerintah AS hampir setiap hari, mereka jarang sekali berhasil.

Sebulan yang lalu, Departemen Peradilan menuntut sekelompok hacker Cina yang bekerja untuk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) unit 61398 dan mendakwa mereka dengan tuduhan pencurian data rahasia perusahaan. Unit yang sama dari PLA telah dituduh dalam penyusupan ke sistem komputer pemerintah AS, termasuk kantor sekretaris pertahanan.

Namun, para peneliti keamanan swasta mengatakan tuduhan tersebut tidak menghalangi PLA melakukan peretasan terhadap sasaran luar negeri. Pemerintahan Obama juga pernah mendesak perusahan Amerika untuk berbagi informasi penyusupan dengan pemerintah serta mengungkapkan pelanggaran tersebut kepada para pengguna apabila terdapat informasi pribadi mereka yang digunakan tanpa izin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement