Senin 14 Jul 2014 16:49 WIB

Kaki yang Lumpuh Tak Menghalangi Komarudin Berwirausaha

Komaruddin (kanan) dan Dwi.
Foto: Dok BWA
Komaruddin (kanan) dan Dwi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski kedua kakinya polio, Komarudin (31) tidak mau selalu tergantung pada orang lain. Lantaran sejak kecil ayahnya mendidik agar ia dapat hidup mandiri.

Kelumpuhan pada kedua kaki berawal ketika dirinya sakit panas pada usia lima tahun. Setelah disuntik bidan, kedua kakiknya malah tidak bisa digerakkan.

Supaya tidak selalu ketergantungan terhadap orang lain, ayahnya sering memaksa Komarudin belajar berjalan setiap Subuh. Walau awalnya harus jatuh bangun, akhirnya pada umur enam tahun ia pandai menggunakan  kruk (tongkat yang bertumpu di ketiak untuk membantu jalan).

Tidak mau terus tergantung secara ekonomi, pada 2005, lelaki kelahiran Cianjur, Jawa Barat itu mengadu nasib ke Tangerang, Banten, dengan berjualan gorengan bersama pamannya. Sayangnya, usaha ini hanya bertahan tiga tahun.

Agar dapat keterampilan, ia pun tinggal di Yayasan Sosial di Jakarta Barat. Di yayasan bersama penyandang cacat yang lain dia hidup bersama, mendapatkan pelatihan membuat kue kering di Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemkot Jakarta Barat. Usai pelatihan dan mampu membuat kue namun tidak kunjung dipekerjakan. Tentu itu membuatnya jenuh.

Tak tahan harus menganggur lama-lama. Pada awal 2010, ia keluar dari yayasan dan kemudian berjualan keripik.

Namun, itu tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya dan Dwi (23), sama-sama penyandang disabilitas yang dinikahinya akhir 2010 lalu.  “Pernah saya punya beras segelas, akhirnya saya bikin bubur nasi saja, biar cukup berdua,” tuturnya sambil tersipu malu.

Agar nasibnya dapat berubah menjadi lebih baik, ia tetap bertekad terus berwirausaha. “Bagi orang seperti saya sangat sulit mencari kerja, makanya saya pengen usaha biar bisa mandiri,” ungkapnya.

Berbekal keterampilan yang didapatnya saat menuntut ilmu di BLK, lelaki yang sekarang berdomisili di RT 007/004 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, membuka usaha kue kering di tempat tinggalnya.

Melalui program Zakat Peer to Peer (ZPP), Badan Wakaf Alquran (BWA) mengajak kaum Muslimin membantunya agar dapat hidup mandiri dengan membeli peralatan dan bahan baku usaha kue kering yang akan dirintisnya. Zakat Anda menjaga Komarudin dari meminta-minta. Bantu ia di www.wakafquran.org.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement