REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anggota Tim Pemenangan pasangan calon presiden (capres) Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Eva Kusuma Sundari, mengungkap kemenangan pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 itu di Jawa Timur (Jatim) hingga berimbas ke nasional.
Menurut anggota Komisi III DPR itu, pernyataan Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah yang menyebut Jokowi sinting adalah salah satu penyebabnya. Ketika itu, melalui akun Twitter miliknya, Fahri menyebut Jokowi sinting lantaran gemar mengumbar janji, salah satunya dengan menetapkan Hari Santri pada 1 Muharram ketika berkampanye di Malang.
Jatim adalah provinsi terbesar kedua setelah Jawa Barat (Jabar) di Indonesia. Eva menyatakan, perolehan suara di Jatim sangat berpengaruh secara nasional. “Itu rebound istilahnya.” kata Eva saat dihubungi Republika Online, Kamis (17/7).
Eva mengatakan, karena ucapan Fahri, masyarakat Jatim yang saat itu masih belum menentukan pilihan terhadap kedua capres akhirnya menjatuhkan pilihan ke pasangan Jokowi-JK. Menurut Eva, sepekan sebelum Pilpres 9 Juli, jumlah undecided voters di provinsi itu berdasarkan survei paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Hal itu sempat membuat tim pemenangan ketar-ketir.
Alhasil, berpalingnya jutaan pemilih yang mayoritas warga Nahdliyin tersebut ke pasangan yang diusung PDIP itu menjadi berkah kemenangan Jokowi-JK di tingkat nasional. Pasalnya, sebelumnya warga NU dan pemilih PKB masih belum solid hingga menjatuhkan pilihan kepada Jokowi-JK pada detik terakhir.
Berdasarkan sejumlah lembaga survei dan hasil real count laman kawalpemilu.org, Jokowi-JK unggul dengan raihan 53 persen berbanding 47 persen. Karena jumlah pemilih Jatim sangat besar, maka tambahan suara itu seperti memberikan kemenangan kepada pasangan nomor urut 2 itu.
“Satu Minggu sebelum pencoblosan itu kan (survei) Kompas mengatakan undecided voters ini ada di Jatim. Kebanyakan dari kalangan NU yang belum mengambil keputusan. Setelah Fahri Hamzah bilang sinting itu mereka langsung mendekat ke Jokowi.” kata anggota Komisi III DPR itu.
Menurut hasil real count internal kubu Jokowi-JK, mereka mendapat suara 52 persen, dan Prabowo-Hatta mengumpulkan 48 persen. Sangat mungkin, komposisi kemenangan Jokowi-JK turut disumbang suara besar dari Jatim.