REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia mengaku terus memantau pergerakan organisasi ISIS (Islam State of Iraq Suriah) yang dinilai sudah masuk ke Indonesia.
Kepala Biro Penmas Divhumas Mabes Polri, Brigjen Boy Rafly Amar mengatakan, dari informasi yang didapatkan, ada warga Indonesia yang pergi ke Suriah dan Iraq untuk ikut ISIS.
''Dari sini dengan dokumen resmi, punya paspor dan lainnya, tujuannya itu yang dikaitkan dengan perjuangan mereka. Jumlah pastinya saya kurang tahu, sekitar 50 sampai 60 orang,'' kata dia.
Boy mengatakan, mereka yang kembali lagi ke Indonesia diharapkan tidak membawa kultur kekerasan. Polri mengaku tidak dapat melarang seseorang berkumpul (pembentukan ISIS) karena berkumpul dan berserikat dijamin oleh undang-undang.
Polri hanya memantau dan menindak jika terjadi tindak pidana. ''Polisi monitoring tentang fenomena itu dan pada prinsipnya pikir positif. Semoga tidak melahirkan tindakan melanggar hukum. Polri hanya melihat fakta tindakannya,'' kata dia.
Mengenai bendera ISIS yang sewaktu-waktu dikibarkan di Indonesia, Boy menjelaskan akan melihat kembali permasalahan hukum. Menurut Boy, tugas polri ialah menjamin tidak adanya teror di masyarakat. ''Kalau teror itu bisa menjadi masalah hukum.,'' kata dia.