REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK-- Pemimpin militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha dijadwalkan bertemu raja, Selasa (22/7). Istana mengatakan Prayuth meminta dukungan dari kepala negara untuk mengamankan konstitusi sementara.
"Yang mulia raja akan melakukan audiensi dengan Jenderal Prayuth dan akan mengamankan konstitusi sementara," ujar seorang pejabat senior Biro Rumah Tangga Kerajaan, Senin.
Prayuth akan bertemu Raja Bhumibol Adulyadej (86 tahun) di istananya di kota HUa Hin di pinggiran Bangkok. Raja menghabiskan hampir empat tahun di rumah sakit di Bangkok sebelum akhirnya tinggal di Hua Hin pada Agustus 2013.
Sumber militer mengatakan konstitusi sementara akan menetapkan peran Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO) selama beberapa bulan ke depan. Dewan bentuka militer tersebut diharapkan bekerja bersama kabinet sipil yang akan ditunjuk.
Konstitusi sementara juga bisa akan memperjelas kapan pemilihan umum dilaksanakan. Kudeta militer pada 22 Mei membuat konstitusi lama tidak berlaku. Militer mengatakan pengambilalihan kekuasaan dilakukan untuk mengembalikan ketertiban setelah protes dengan kekerasan selama enam bulan mendesak perdana menteri Yingluck Shinawatra mundur.
Sedikitnya 30 orang tewas dalam demonstrasi itu. Yingluck akhirnya diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi pada 7 Mei. Dia dinyatakan bersalah menyalahgunakan kekuasaan. Kabinetnya lantas dibubarkan oleh kudeta dua pekan berikutnya.