REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (25/7) berkomunikasi dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbot melalu sambungan telepon membicarakan sejumlah hal salah satunya mengenai musibah jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17.
Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyampaikan Presiden Yudhoyono menerima telepon dari PM Abbot pada Jumat.
"Terkait musibah #MH17, Presiden @SBYudhoyono menjelaskan telah berbicara dengan PM Malaysia dan Raja Belanda," katanya lewat akun twitternya.
Presiden Yudhoyono dalam kesempatan itu, kata Faizasyah, menyampaikan apresiasi atas peran Australia sebagai anggota tidak tetap DK PBB dalam menghasilkan beberapa resolusi terkait MH17 yang juga disponsori oleh Indonesia.
"PM @TonyAbbotMHR menawarkan untuk mengangkut jenazah (korban-red) #MH17 (asal-red) Indonesia dengan pesawat Australia," katanya.
Dalam tweet selanjutnya dikatakan,"Presiden @SBYudhoyono ucapkan terima kasih atas tawaran tersebut dan sampaikan bahwa Indonesia telah melakukan pengaturan pemulangan jenazah (penumpang-red) MH17(asal-red) Indonesia dengan penerbangan @IndonesiaGaruda."
Pembicaraan telepon antara Presiden Yudhoyono dengan PM Abbot juga meliputi hubungan bilateral. Dalam kesempatan itu PM Abbot mengatakan apresiasi atas pertemuan di Batam dan menyambut gembira penyelesaian "code of conduct".
"Secara khusus PM Abbot sampaikan penghargaan atas kepemimpinan Presiden Yudhoyono untuk majukan hubungan bilateral dan peran Indonesia dalam forum-forum Internasional. PM Abbot sebutkan bahwa Presiden Yudhoyono adalah teman baik Australia," kata Faizasyah.
Sementara itu Presiden Yudhoyono menyampaikan selamat atas persiapan Australia menjadi tuan rumah KTT G20 dan Presiden Yudhoyono yakini Presiden baru Indonesia akan hadiri pertemuan tersebut dan seperti biasanya Indonesia akan berikan kontribusi positif.