REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, ideologi Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Pernyataan ISIS yang mengatakan bahwa Pancasila adalah thogut atau berhala yang harus diperangi, menurutnya sudah amat kelewat batas. ISIS, lanjut dia, merupakan suatu organisasi pergerakan yang berpaham radikal, dan menggunakan kekerasan demi memperjuangkan apa yang diyakininya. Yakni memperjuangkan negara Islam di Iraq dan Suriah.
Maka dari itu, masyarakat Indonesia jangan sampai terpengaruh ataupun ikut-ikutan apabila ada pihak-pihak yang berusaha memengaruhi penyusupan ideologi tersebut. “Umat Islam Indonesia tak perlu terpengaruh dan ikut-ikutan,” kata dia melalui pesan blackberry messenger yang disebarkan kepada rekan pers pada Sabtu (2/8).
Lebih lanjut, ia menegaskan bagi masyarakat Indonesia yang mengangkat sumpah dan berjanji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut bisa mengakibatkan ia kehilangan status kewarganegaraan di Republik Indonesia. Ketimbang ikut-ikutan, lebih baik mendukung aparat penegak hukum untuk bekerja profesional dalam menanganinya.
Khususnya umat Islam Indonesia, Menag meminta agar seluruhnya dapat bersikap mawas diri. Sebab dakwah Islam dilakukan secara damai, mengajak dan merangkul semua kalangan dengan cara-cara yang baik dan penuh hikmah, bukan dengan menebar ketakutan dan kekerasan.
“Saya berharap dalam memanfaatkan momentum Idul Fitri ini, setiap ormas Islam dengan bimbingan dan arahan ulamanya masing-masing mampu lebih mengintensifkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin,” lanjutnya.
Rahmatan lil alamin maksud dia, adalah menebarkan kemaslahatan bagi sesama dalam bingkai keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di era globalisasi ini, lanjut dia, masyarakat Islam harus mampu memperkuat diri sendiri guna menangkal anasir yang dapat mengusik keutuhan Indonesia sebagai sesama umat beragama, berbangsa dan bernegara.