REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Puluhan hingga ratusan jenazah warga Palestina bergelimpangan di jalanan kota Gaza, pada Sabtu (2/8). Jenazah-jenazah tersebut bergeletaklan karena sudah berjam-jam tidak sempat dievakuasi akibat serangan Israel yang terus berlanjut menggempur Gaza.
Mi'raj News Agency (MINA) mengabarkan Ahad (3/8), Issa Akel seorang supir buldozer mengatakan, tidak adanya ambulan yang datang, membuat banyak jenazah memenuhi jalan-jalan di kota Gaza.
Pria yang bertugas menggali reruntuhan untuk menemukan jenazah koban-korban serangan Israel ini mengakui bahwa dirinya juga dalam bahaya. Kini, ia harus berhenti melaksanakan tugas tersebut untuk meyelamatkan dirinya, karena tidak ada pilihan lainnya selain mencari tempat perlindungan dalam situasi yang bahaya tersebut.
"Sekarang ini, kami tidak dapat menggali jenazah-jenazah yang terkubur direruntuhan kota Gaza bagian selatan," ujar Subhi Radwan, Walikota Rafah, seperti yang dikutip Al-Jazeera.
Ia berkata, setiap harinya banyak pangggilan yang menghubungi kantornya untuk meminta bantuan. Namun, kendaraan-kendaraan tidak dapat mengakses sebagian besar wilayah tersebut.
Petuga medis setempat menyebutkan, setidaknya sekitar 110 lebih warga Palestina telah mennggal dunia di Rafah dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, ratusan lainnya terluka akibat serangan Isarel yang masih berlanjut hingga saat ini.
Sampai saat ini jumlah warga Palestina yang meninggal dunia mencapai 1.680 lebih dan sekitar 8.500 lebih warga Palestina lainnya mengalami luka-luka. Selain itu, setiap harinya persediaan medis rumah sakit-rumah sakit di Gaza terus berkurang.